Oleh : Drs. Edi Kusmaya, M.Pd (Pimred Cakra Banten)
Ya. Acaman bidang sosial budaya, lebih berbahaya dari ancaman Idilogi, Politik dan Ekonomi. Karena bisa menghilangkan identitas bagsa.
Jika ancaman ini tidak disikapi dengan serius, maka tidak mustahil suatu saat kita menyaksikan profil generasi yang kalau diilustrasikan fisiknya orang Indonesia, tetapi pikiran, sikap dan perbuatannya tidak mencerminkan orang Indonesia.
Secara disengaja atau tidak, manusia membangun peradaban. Dalam setiap peradaban memiliki kebudayannya masing-masing. Begitu juga, orang Indonesia sebagai salah satu bangsa besar memiliki budaya sendiri. Maka jika budayanya berubah ke budaya lain di luar akar budayanya sendiri. Maka suau bangsa, secara sosial budaya – telah kehilangan jati dirinya.
Secara fisik raut wajahnya, kulitnya dan anatominya orang Indonesia – tetapi pikiran, ucapan, sikap dan prilakukanya tidak mencerminkan jati dirinya sebagai orang Indoesia. Faktor apakah yang bisa menghilangkan jati diri Bangsa Indonesia ?
Pertama, adalah dampak negatif dari perubahan sosial budaya antara lain: Menurunnya nilai-nilai tradisional dan identitas budaya. Perubahan sosial budaya juga dapat menyebabkan masyarakat kehilangan nilai-nilai tradisional dan identitas budaya yang menjadi ciri khas mereka.
Kedua, adanya kesenjangan sosial di masyarakat, masuknya kebudayaan barat yang bertentangan dengan adat ketimuran, tindakan separatisme (keinginan suatu kelompok untuk memisahkan diri dari negara), terorisme, isu kemiskinan, kekerasan dan kebodohan.
Ketiga, terdapat tantangan dalam mempertahankan identitas nasional di era globalisasi antara lain; 1) hedonisme, 2) memudarnya sikap gotong royong, 3) memudarnya rasa nasionalisme dan patriotism dan 4) memudarnya sikap sopan santun.
Hedonisme, merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup manusia. Perlahan namun pasti, masyarakat semakin mendewakan materi. Prilaku yang muncul, misalnya hidup mewah dan senang memperlihatkan kemewahan materi.
Kecenderungan kehidupan semakin individualistis, mementingkan hal yang bersifat pribadi. Kurang peduli pada keadaan lingkungan. Sangat terlihat keseharian di kota-kota besar, bahkan indikasi tersebut, sudah melanda masyarakat desa.
Memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme; indikasinya kurang peduli terhadap segala hal yang berkaitan dengan pemerintahan. Penyebab memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme, khususnya di kalangan generasi muda - dikarenakan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti kekecewaan pemuda terhadap kinerja pemerintah dan tumpulnya penegakan hukum. Sedangkan faktor eksternal seperti arus globalisasi yang membawa pengaruh negatif.
Semakin berkurangnya sikap sopan santun sebagai salah satu identitas bangsa Indonesia. Kita bisa saksikan bagaimana rasa hormat anak-anak kepada orang tua, atau kepada orang yang usianya lebih tua. Penggunaan bahasa yang kurang sopan dalam keseharian, bahkan cenderung kasar dan kotor. Seperti terjadi di sosial media, saling hina, saling ejek saling caci maki antara satu dengan yang lainnya.
Semakin menguatnya nilai-nilai budaya luar dibandingkan dengan kearipan lokal. Memudarnya nilai-nilai keagamaan, semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, kesetiakawanan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Solusi
Agar masyarakat terutama generasi muda tidak tercabut dari akar budayanya, harus segera dilakukan langkah-langkah serius – antara lain :
1. Mempelajari dan Mengembangkan Budaya Lokal Indonesia. Indonesia negara dikenal akan keberagaman budayanya. Mewajibkan warga negara terutama generasi muda untuk mempelajari dan mengembangkan berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia. Dengan mempelajari beberapa kebudayaan akan menambah wawasan. Diharapkan akan menjadi salah satu sikap menghargai kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
2. Mampu memilih dan memilah kebudayaan asing yang tidak bertentangan dengan budaya kita. Pada era globalisasi masuknya kebudayaan asing ke negara Indonesia sangat mudah. Apalgi dengan sosial media. Jika upaya kita kurang serius dalam memfilter budaya asing, bisa menggeser budaya lokal. Maka dari itu, masyarakat Indonesia sebaiknya memilah-milah budaya asing dengan baik. Tujuannya untuk tidak mematikan perkembangan budaya daerah dan budaya nasional.
3. Memperkenalkan Budaya Nasional ke negara Lain. Salah satu pelestarian budaya yang bisa dilakukan oleh warga negara, memperkenalkan budaya ke negara lain. Sehingga budaya bangsa Indonesia bisa lebih dikenal dan dihargai oleh negara lain. Cara lain bisa dilakukan untuk mempromosikan keberagaman budaya Indonesia melalui media sosial. Termasuk terus berjuang agar beberapa aset Budaya Indonesia termasuk karya-karya tercatat di lembaga dunia dalam seni dan budaya – salah satunya di UNESCO.
4. Mengajarkan Budaya Indonesia ke Warga Negara Asing. Mengajarkan budaya Indonesia ke negara lain merupakan bentuk pelestarian budaya. Dengan demikian, semakin banyak orang yang akan mengetahui budaya daerah atau budaya nasional.
5. Mengenal Budaya Daerah. Budaya daerah merupakan akar dari budaya nasional. Maka dari itu, sebagai warga negara yang baik harus mengenali budaya daerah sebagai bentuk pelestarian budaya nasional.
6. Salah satu cara dalam melestarikan budaya nasional, menjadikan budaya sebagai identitas bangsa. Mengenalkan budaya daerah di tengah-tengah era globalisasi, termasuk bentuk mengekspresikan rasa bangga warga negara pada keberagaman budaya. Bahkan kegiatan ini, akan mampu membuat generasi muda tidak mudah dipengaruhi oleh kebudayaan asing yang kurang cocok dengan budaya Indonesia.
Posting Komentar