CAKRA Banten, Kab. Tangerang - H. Teteng Jumara, sosok yang lahir di Sumedang pada 11 Maret 1959, adalah contoh nyata bahwa dedikasi dan minat yang mendalam bisa mengarungi berbagai bidang. Setelah menghabiskan masa produktifnya di pemerintahan dengan berbagai posisi penting di Pemkab Tangerang, termasuk sebagai Kepala Dinas Pendidikan, ia tak hanya menyisakan jejak dalam dunia birokrasi tetapi juga di dunia literasi dan pendidikan.
Di tengah kesibukannya yang padat, H. Teteng tetap memiliki waktu untuk menulis, sebuah hobi yang telah membuahkan banyak karya. Buku-buku seperti Api Unggun (2007), Surau Kecil Berdinding Bilik (2012), dan Be A Leader, Sang Pemimpin (2013) adalah hasil dari kreativitas dan refleksinya. Ia juga menulis cerita pendek dan esai yang tersebar di berbagai media massa, baik daerah maupun nasional. Aktivitas menulis dan membaca adalah bagian integral dari kesehariannya. Bacaan yang ia telusuri sangat beragam, mencerminkan luasnya pengetahuannya dan kecintaannya pada dunia literasi.
Tak hanya puas dengan pencapaiannya di dunia tulis-menulis, H. Teteng melanjutkan pengabdian di bidang pendidikan dengan mendirikan Pondok Pesantren Budi Mulia. Terletak di Jl. Krisna, Munjul, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten, lembaga pendidikan ini adalah manifestasi dari visinya untuk menciptakan pusat pendidikan yang inklusif dan berkualitas tinggi.
Pondok Pesantren Budi Mulia memiliki dua unit pendidikan utama: SMP IT dan SMA IT Bina Pekerti. Setiap unit dikelola secara mandiri, dengan Ibu Heni Hidayati S.Pd sebagai Kepala Sekolah SMA Bina Pekerti, dan Bapak Sugiato S.Pd sebagai Kepala Sekolah SMP Bina Pekerti. Di bawah naungan Pondok Pesantren Budi Mulia, kedua sekolah ini tidak hanya berfokus pada prestasi akademis tetapi juga pada pengembangan karakter dan agama.
Keunggulan dari Pondok Pesantren Budi Mulia terletak pada lingkungan belajar yang holistik. Di sini, siswa tidak hanya mendapatkan pendidikan yang berkualitas tetapi juga dibekali dengan pengetahuan agama dan karakter yang kuat. Fasilitas modern dan program ekstrakurikuler yang mendukung perkembangan siswa adalah bagian dari komitmen lembaga ini untuk menciptakan generasi muda yang cerdas dan berintegritas.
Dengan segala pencapaian dan kontribusinya, H. Teteng Jumara terus menjadi inspirasi bagi banyak orang. Perpaduan antara dedikasi dalam pemerintahan, minat dalam menulis, dan komitmen terhadap pendidikan adalah contoh bagaimana seorang individu dapat memberikan dampak positif yang luas.
Di tengah perkembangan zaman yang serba cepat, sering kali perhatian kita teralihkan oleh pembangunan infrastruktur pendidikan—seperti gedung sekolah yang megah, fasilitas yang lengkap, dan teknologi mutakhir. Namun, H. Teteng Jumara, seorang pemikir dan pendidik yang visioner, mengingatkan kita akan hal yang lebih mendasar namun sering terabaikan: pentingnya membangun jiwa dan karakter anak bangsa.
Menurut H. Teteng Jumara, pembangunan karakter jauh lebih krusial daripada sekadar pembangunan fisik pendidikan. Dalam kondisi sosial saat ini, di mana degradasi moral semakin memprihatinkan, tugas utama pendidik adalah menanamkan nilai-nilai kemuliaan pada generasi muda. Pembangunan infrastruktur yang megah tidak akan berarti banyak jika tanpa diimbangi dengan pembentukan karakter yang kuat dan berbudi pekerti luhur.
Seorang pendidik, menurut Jumara, tidak seharusnya berhenti dalam perannya hanya karena telah tidak menjabat lagi atau tidak berada dalam posisi formal sebagai guru. Tugas mendidik adalah panggilan yang bersifat abadi. Bahkan setelah pensiun atau berpindah dari jabatan formal, seorang pendidik tetap memiliki kewajiban untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada masyarakat, terutama kepada anak-anak. Hal ini mencerminkan bahwa mendidik adalah sebuah dedikasi hidup yang tidak tergantung pada jabatan atau posisi.
Lebih dari sekadar mengajar atau memberikan nasihat, H. Teteng Jumara menekankan pentingnya menjadi teladan. Seorang pendidik harus mampu menjadi contoh nyata bagi masyarakat melalui setiap tindakan dan perbuatannya. Karakter dan perilaku seorang pendidik harus mencerminkan nilai-nilai kebaikan dan integritas yang diharapkan dari generasi muda. Dalam konteks ini, teladan yang baik lebih bermanfaat daripada sekadar kata-kata atau teori yang diajarkan.
Untuk itu, penting bagi setiap pendidik untuk terus menjaga kualitas moral dan etika dalam setiap aspek kehidupan mereka. Mereka harus mampu menunjukkan keteladanan dalam tindakan sehari-hari agar dapat menginspirasi dan memotivasi anak-anak didik mereka. Ketika pendidik hidup sesuai dengan nilai-nilai kebaikan yang mereka ajarkan, mereka tidak hanya mendidik dengan kata-kata tetapi juga dengan contoh nyata yang memengaruhi cara pandang dan perilaku anak-anak.
Secara keseluruhan, pembangunan karakter harus menjadi prioritas utama dalam sistem pendidikan kita. Infrastruktur pendidikan penting, namun tanpa didukung oleh nilai-nilai moral dan etika yang kuat, segala bentuk pembangunan fisik tidak akan mampu menciptakan generasi yang unggul dan berintegritas. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mendukung dan mengimplementasikan pemikiran H. Teteng Jumara dengan menjadikan setiap tindakan kita sebagai pendidik sebuah contoh nyata dari nilai-nilai kebaikan yang kita harapkan ada pada generasi mendatang.(Awn/Edg)
Posting Komentar