CAKRA Banten, Kab. Lebak - Di setiap perjalanan hidup, ada kisah-kisah yang meninggalkan jejak abadi tentang kekuatan dan dedikasi. Salah satu kisah tersebut adalah perjalanan Maman Riyatman, S.Pd, seorang pensiunan guru Sekolah Dasaar dang Sekolah Menengah, yang telah mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan dengan sepenuh hati.
Maman Riyatman memulai langkahnya di dunia pendidikan di SDN Mayak 1, sebuah sekolah di Kecamatan Curug Bitung, Kabupaten Lebak, Banten—tempat di mana ia pertama kali menimba ilmu. Setelah meraih gelar pendidikan dan memulai karier sebagai guru, ia kembali ke sekolah tempatnya bersekolah dahulu untuk mengajar dengan penuh semangat. Dedikasinya tak berhenti di situ; ia juga dipercaya untuk memimpin sebagai kepala sekolah di desa kelahirannya dan melanjutkan perannya di SMPN 3 Curug Bitung.
Selama masa jabatannya sebagai kepala sekolah, Maman Riyatman memimpin dengan kebijaksanaan dan ketulusan. Jejaknya terasa mendalam dalam setiap langkahnya, meskipun kini ia telah memasuki masa pensiun. Semangatnya untuk terus berkontribusi tidak pernah pudar. Kini, di usia senja, Maman Riyatman tetap menjadi panutan dan sumber inspirasi. SMPN 3 Curug Bitung meminta kesediaannya untuk bergabung kembali sebagai Komite Sekolah, begitu juga SMKN 1 Curug Bitung. Dalam kedua peran ini, ia tidak hanya memberikan nasihat dan bimbingan, tetapi juga melanjutkan misinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya.
Namun, Maman Riyatman juga memberikan penilaian yang penting tentang infrastruktur pendidikan di desanya. Menurutnya, meskipun Desa Mayak telah lama mengutamakan pendidikan, masih ada masalah infrastruktur yang memerlukan perhatian serius. Sejak awal kemerdekaan RI, Desa Mayak telah menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan. Pada tahun 1950-an, SDN Mayak 1 sudah memiliki sekitar 500 siswa dari berbagai kecamatan, menunjukkan betapa pentingnya pendidikan bagi masyarakat setempat.
Sayangnya, masalah infrastruktur, terutama kondisi jalan menuju desa yang masih berupa tanah berbatu, menjadi kendala besar. Jalan tersebut sering kali becek saat hujan, menghambat akses keluar-masuk ke desa dan berdampak pada pendidikan dan transportasi. Selama 79 tahun kemerdekaan RI, infrastruktur jalan di Desa Mayak masih belum mendapat perhatian yang memadai. Hal ini menghambat kemajuan desa dan mempersulit mobilitas masyarakat, termasuk akses ke fasilitas pendidikan.
Desa Mayak membutuhkan pembangunan infrastruktur yang layak agar setara dengan wilayah lain. Infrastruktur yang baik akan memudahkan akses ke fasilitas pendidikan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa secara keseluruhan. Oleh karena itu, diharapkan ada upaya nyata dari pemerintah untuk segera memperbaiki kondisi jalan dan infrastruktur lainnya di Desa Mayak.
Kisah Maman Riyatman adalah cermin dari komitmen dan pengabdian yang tiada tara. Dalam setiap langkah yang diambilnya, ia telah membuktikan bahwa pendidikan bukan sekadar profesi, melainkan sebuah panggilan hidup. Semangatnya yang abadi dan dedikasinya yang mendalam telah menginspirasi banyak orang, dan kontribusinya yang terus berlanjut adalah bukti nyata dari keberadaan seorang pahlawan tanpa tanda jasa.
Keluhan Maman Riyatman, seorang pensiunan guru yang juga merupakan warga Desa Mayak, telah menarik perhatian banyak pihak terkait buruknya kondisi infrastruktur, khususnya akses menuju SDN Mayak 1. Sekolah yang telah berdiri sejak awal Kemerdekaan Republik Indonesia ini menghadapi tantangan berat akibat infrastruktur jalan yang memprihatinkan.
Menurut Maman Riyatman, akses menuju SDN Mayak 1 sangat burfuk dan menimbulkan berbagai kesulitan, baik bagi para siswa maupun tenaga pendidik. Masalah ini tentunya berdampak pada kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat desa. Keluhan tersebut mencerminkan kondisi nyata yang dihadapi oleh masyarakat di kawasan pedesaan yang mungkin tidak selalu mendapat perhatian yang layak dari pihak berwenang.
Kepala Desa Mayak, Asep Supriadi, saat ditemui Juru Warta CAKRA Banten di ruang kerjanya, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berkali-kali mengajukan proposal untuk pembangunan jalan di desa tersebut. Asep menyampaikan bahwa upaya ini tidak hanya dilakukan secara internal, tetapi juga melibatkan berbagai pihak, termasuk saat momentum perpisahan siswa SMKN 1 Curug Bitung. Pada kesempatan tersebut, PJ. Gubernur Banten diundang untuk menyaksikan kondisi jalan desa yang sangat memprihatinkan.
Meski begitu, Asep Supriadi menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi Banten telah merencanakan upaya perbaikan infrastruktur tersebut pada tahun 2025. Meskipun ini menunjukkan adanya komitmen untuk menangani masalah infrastruktur, Kades Mayak tetap berharap agar program pembangunan tersebut bisa terwujud lebih cepat. Keinginan tersebut mencerminkan harapan masyarakat yang sangat mendambakan perubahan signifikan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Ditegaskan Kades Mayak, Asep Supriadi, kondisi infrastruktur yang buruk bukan hanya mempengaruhi akses menuju sekolah, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan di desa, seperti ekonomi, kesehatan, dan sosial. Oleh karena itu, perhatian dan tindakan yang lebih cepat dari pihak terkait sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Desa Mayak.
Penting untuk terus memantau perkembangan dan tindak lanjut dari proposal pembangunan ini agar harapan warga Desa Mayak dapat segera terwujud. Ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa hak dasar masyarakat untuk mendapatkan infrastruktur yang memadai dapat terpenuhi, dan kesejahteraan mereka dapat meningkat secara signifikan.(Kdr)
Posting Komentar