Cakrabanten.co.id,- Salah satu bentuk nyata kepedulian Universitas Multimedia Nusantara (UMN), telah – sedang memberikan pembinaan kepada UMKM Dwi Surya Lestari Panongan Kabupaten Tangerang yang di Ketuai oleh ibu Suryati.
Demikian disampaikan Ketua Tim Ir. Arief Iswariyadi, M.Sc, Ph.D saat melakukan salah satu rangkaian pembinaan; pelatihan manajemen keuangan kepada anggota UMKM Dwi Surya Lestari.
Selanjutnya Arief menjelaskan, “Salah satu kewajiban dosen selain mengajar, diwajibkan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Alhamdulillah di tahun ini 2024 UMN mendapat kepercayaan mengimplementasikan program PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) Hibah DIKTI 2024 berupa Implementasi Transformasi Digital Manajemen Keuangan dan Pemasaran pada UMKM Dwi Surya Lestari Panongan Kabupaten Tangerang, yang direncanakan selesai sampai Bulan November 2024”.
Selanjutnya Beliau menginformasikan bahwa DIKTI mensyatakat kegiatan harus bermitra, kali ini bekerjasama dengan UMKM yang ada di wilayah Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang.
Salah satu kegiatan focus dalam manajemen keuangan. Hal itu didasarkan pada fakta di lapangan, yang paling dibutuhkan manajemen keuangan. Selama ini manajemen keuangannya belum tertib, bahkan tidak sedikit yang belum atau tidak sama sekali melakukannya.
Pihaknya sedang membuat aplikasi manajemen keuangan, yang bisa aplikasikan oleh pelaku UMKM, cukup dengan menggunakan HP. Aplikasi yang sedang dibuat oleh tim dosen dari berbagai disiplin ilmu dengan dibantu oleh mahasiswa, antara lain dari Fakultas Teknologi Informatika; Yaman Khaeruzzaman, M.Sc dan dosen serta mahasisw dari Fakultas Senin dan Disain Prodi DKV (Disain Komunikasi Visual) Andy Mardani, S.Sn, M.Ikom dan Ketua Timnya sendiri dari Fakultas Bisnis Prodi Manajemen. “Tim ini yang akan membuat aplikasinya. Jadi outputnya berupa aplikasi yang dibuat dari awal. Prinsipnya aplikasi harus simple dan mudah digunakan”, tandas Arief.
Aplikasinya kurang lebih ada 10 aspek - dari mulai kas harian sampai laporan rugi laba. Input datanya cukup sekali, selanjutnya aplikasi akan ngatur sendiri. Jika mereka ingin mengetahui rugi laba, tinggal klik icon-nya. Aplikasi bersifat umum, produk UMKM-nya berbagai macam.
Pembinaan UMKM ini merupakan yang pertama bagi tim yang terdiri dari tiga dosen dengan spesifikasi yang berbeda. Andi dari DKV yang bertanggung jawab hal yang berkaitan dengan branding, marketing lewat medsos, labelling dan kemasan. Di akhir akan memperbaiki labeling dan membuatkan bagi yang belum punya. Namun karena anggarannya masih terbatas, hanya diperuntukan satu produk dulu untuk setiap UMKM.
Waktu ditanyakan soal pendampingan, setelah kegiatan berakhir. Arief menginformasikan akan terus didampingi karena kalau ditidak dikawal secara periodik, dikhawatirkan jika ditinggalkan akan kembali ke titik nol, pada kebiasaan lama. Kalaupun tidak dapat lagi hibah, diharapkan dari dana UMN mudah-mudahan ada. Diupayakan hingga mampu menggunakan aplikasi yang telah UMN buat, gratis dan berlaku juga buat umum. Bahkan direncanakan UMN akan bekerja sama dengan Dinas Koperasi Kabupaten Tangerang untuk mengembangkan aplikasi gratis.
Beliau dan tim berharap kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang, “Kalau belajar dari program-program lain. Program berjalan selama ada proyek, tapi kalau tidak ada pendampingan – biasanya akan kembali ke awal lagi. Pihaknya berharap dari dinas instansi terkait, program kami bisa dilanjutkan. Agar program ini benar-benar dilaksanakan secara berkesinambungan, hingga benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat – khsusnya pelaku UMKM di Kecamatan Panongan dan sekitarnya. Pihaknya juga akan berupaya terus melakukan pendampingan setelah program ini selesai.
Permasalahan utama yang dihadapi untuk menjadi pengusaha kecil dan menengah, pertama dan utamanya di pembukuan. Hasil sementara pembinan dari 20 UMKM yang dibina, baru ada satu bidang usaha yang memiliki dan melakukan pembukuan. Kedua, dihindari mencapur uang usaha dengan uang rumah tangga, secara manajemen/keuangan. Jangan sampai dijadikan satu, atau menyatu. Dua hal tersebut yang perlu waktu lama dirubah.
Persoalan kedua, pemasaran. Sebagian besar masih melakukannya secara tradisional. Seperti menitipkan barang ke toko dan atau warung. Kalau produksi relatif sudah baik, bisa menyesuaikan. Pihaknya akan mencoba mendorong pemerasan melalui digital dan jaringan medsos. Tim DKV yang akan mempersiapkan segalanya, paling tidak pelaku UMKM faham memasarkan produksnya melalui medsos.
Semuanya merupakan tantangan kita dan tidak akan setahun selesai. Harus terus menerus. Pihaknya menginformaskan dinas instansi terkait sudah mulai bergerak. Setelah mandiri baru UMKM bisa berjalan mandiri. (Eddy Kusmaya)
Posting Komentar