Intropeksi Diri di Akhir Tahun Hijriah: Menggali Makna Hidup Dan Membangun Perubahan

Foto ilustrasi muhasabah / introspeksi 





Cakrabanten.co.id,- Setiap tahun, umat muslim di seluruh dunia merayakan pergantian tahun hijriah. Dzulhijjah dan Muharram dalam tahun hijriah merupakan salah satu momen penting dalam kalender Islam, karena menandakan berakhirnya tahun dan akan memulai tahun yang baru.




Selain memperingati peristiwa bersejarah, seperti hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah, tahun baru hijriah juga menjadi waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi diri bagi umat muslim.




Secara sederhana, introspeksi diri atau dalam Islam dikenal dengan muhasabah diartikan sebagai proses refleksi dan evaluasi terhadap diri sendiri, yang melibatkan penilaian terhadap perbuatan, sikap, dan pencapaian kita selama satu tahun yang lalu.




Di akhir tahun hijriah ini, umat muslim dianjurkan untuk menggali makna dari pengalaman yang telah dilalui dan membangun perubahan yang lebih baik di tahun yang akan datang.




Introspeksi diri merupakan praktik yang sangat penting dalam pengembangan pribadi seseorang. Dalam Islam, Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk meluangkan waktu sambil merenung dan mengambil pelajaran dari masa lalu.




Dalam sebuah hadis, dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah bersabda, “Lihatlah kepada yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian. Dengan demikian kalian tidak akan meremehkan nikmat yang telah Allah berikan kepada kalian.” (HR Muslim No. 2963)




Proses introspeksi diri dimulai dengan merefleksikan perbuatan dan tindakan kita sepanjang tahun hijriah yang telah berlalu. Di mana, kita perlu mengenali kelebihan dan kekurangan, sambil mempertanyakan apa saja yang telah kita lakukan? Perbuatan baik apa yang telah dilakukan? Dan di sisi lain, kita perlu mempertanyakan apa saja kesalahan atau dosa yang telah kita lakukan?




Memang tidak mudah untuk mengkritisi diri sendiri, namun hal ini harus dilakukan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Tidak hanya sampai di situ, setelah mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengevaluasi motivasi di balik perbuatan kita.




Apakah perbuatan baik yang selama ini ditunaikan semata-mata untuk mendapatkan pujian dari orang lain? Ataukah kita bertindak dengan niat yang tulus karena Allah SWT? Pertanyaan sederhana ini membantu kita untuk mengetahui motif di balik perbuatan yang telah dilakukan dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki niat di kemudian hari.




Selanjutnya, kita perlu menilai sikap dan perilaku kita terhadap orang lain. Bagaimana hubungan kita dengan keluarga, teman, dan masyarakat sekitar? Apakah kita telah memberikan dukungan, empati, dan kasih sayang kepada mereka? Ataukah kita terjebak dalam keserakahan, iri hati, atau sikap egois?




Mengenali bagaimana cara kita berinteraksi dengan orang lain akan membantu kita untuk memahami peran di lingkungan sekitar. Jangan sampai kita tidak kenal dengan tetangga atau orang-orang yang ada di lingkungan terdekat. Karena sejatinya, ketika kita mengalami kesulitan, merekalah orang pertama yang akan membantu.




Islam pun mengajarkan hal demikian kepada umatnya, sebagaimana sabda Rasulullah dari Anas “Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba dikatakan beriman (dengan iman yang sempurna) hingga ia mencintai tetangganya atau saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari, No. 13 dan Muslim, No. 45)




Tidak kalah penting yang harus umat muslim introspeksi adalah bagaimana hubungannya dengan sang pencipta. Apakah kita termasuk orang yang taat menjalankan perintahnya atau justru sering lalai dan sengaja meninggalkannya?




Padahal hubungan kita dengan Allah adalah kunci untuk menemukan kedamaian dan hikmah yang dapat membimbing kita dalam perjalanan hidup yang lebih baik. Untuk itu, melalui introspeksi diri, kita dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang lebih baik dan senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.




Nah, untuk itu mari kita tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan di atas, untuk kemudian diperbaiki pada tahun yang akan datang. Semoga Allah senantiasa memudahkan gerak hati kita untuk selalu introspeksi diri dan menata kehidupan yang lebih baik.




Kesimpulan dari bahasan di atas yang dapat kita ambil bahwa introspeksi diri di akhir tahun hijriah merupakan hal penting untuk evaluasi segala hal yang kita lakukan selama satu tahun kebelakang. Terlebih lagi introspeksi diri merupakan salah satu anjuran dari agama Islam. Untuk menata diri lebih baik mari sempurnakan amalan kita dengan Zakat, Infak, dan Sedekah.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama