CAKRA Banten, Kab. Tangerang-Pendidikan agama memainkan peran yang krusial dalam membentuk karakter dan moral generasi muda. Untuk mewujudkan lingkungan yang religius, sarana dan prasarana pendidikan agama perlu diadakan dan didekatkan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak dan masyarakat. Hal ini akan memudahkan akses bagi anak-anak dan masyarakat yang ingin belajar ilmu agama, meskipun dengan jadwal yang padat.
Salah satu strategi efektif adalah mendirikan pesantren di lingkungan tempat tinggal mereka. Dengan demikian, dampak positif pendidikan agama dapat terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Ustadz Hadili, pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Darul Ibtida, telah mengambil langkah-langkah nyata dalam hal ini. Berawal dari pengalaman mengajar di berbagai pesantren seperti Ponpes Nasatul Fallah Kresek, Ponpes Al Wardayani Waru Doyong Sukabumi, dan Ponpes Hidayatul Hikmah, Sukajami, Desa Sukatani, Kecamatan Cisoka, Ustadz Hadili mulai mengajarkan ilmu agama di kediamannya di Perum Argo Subur, RT 06 / RW 013 Desa Pasanggarahan Kec. Solear Kab. Tangerang sejak tahun 2015.
Dengan dedikasi yang tinggi, Ustadz Hadili membina sekitar 160 santri, mulai dari anak usia dini hingga usia remaja dan dewasa. Ia berencana mendirikan Pondok Pesantren Salafiyah Darul Ibtida yang lebih memadai dengan bangunan permanen sebagai pusat pendidikan Islam. Rencana ini mencakup pengelolaan yang lebih terstruktur dan manajemen pesantren yang rapi, serta penerapan kurikulum pesantren yang bersanad untuk mencetak santriwan dan santriwati yang mumpuni.
Selain mengajar santri, Ustadz Hadili juga mengajar anak-anak sejak usia empat tahun hingga usia 18 tahun, serta memberikan pengajian bagi bapak-bapak dan ibu-ibu. Setiap hari Sabtu pagi, ia menerima kedatangan ibu-ibu, sedangkan pengajian untuk bapak-bapak dilaksanakan pada Rabu malam Kamis.
Menimbang banyaknya anak yatim di sekitar Perumahan Taman Argo Subur dan sekitarnya, khususnya di Desa Pasanggrahan, Ustadz Hadili bersama rekan-rekannya berencana mendirikan pondok pesantren yatim-piatu di lahan seluas 324 m² yang telah disiapkan. Dukungan dari semua pihak sangat diharapkan untuk mewujudkan pondok pesantren ini, sehingga anak-anak yatim tersebut dapat terus mendapatkan pendidikan agama yang layak.
Dalam hal ini, Pondok Pesantren Darul Ibtida tidak mengenakan tarif bagi mereka yang ingin belajar. Yang utama adalah kesungguhan dalam belajar, karena mengajarkan ilmu agama adalah kewajiban yang tidak boleh diperjualbelikan. Ustadz Hadili menekankan pentingnya keikhlasan dalam proses belajar-mengajar, baik dari pihak guru, santri, maupun orang tua.
Dengan adanya pesantren di lingkungan tempat tinggal, proses pendidikan agama menjadi lebih mudah dijangkau oleh anak-anak dan masyarakat. Selain itu, lingkungan religius yang dihasilkan dapat menciptakan masyarakat yang tekun dan taat beribadah dalam berbagai aspek kehidupan. Ustadz Hadili adalah contoh nyata dari upaya ini, dan dukungan dari berbagai pihak akan semakin memperkuat pondasi pendidikan agama di tengah masyarakat.(Kdr)
Posting Komentar