SMART PHONE POSITIF & NEGATIF-NYA

Dok. Cakra Banten 


Oleh : Edi Kusmaya
(Pimpinan Redaksi Cakra Banten).


Ya. Telepon pintar (Smart Phone), cerdas entah apa lagi istilah yang akan digunakan kedepan sebagai gambaran kecanggihan alat ini. Benda kecil imut-imut ini, kian hari nyaris  mampu membantu kebutuhan hidup dan aktivitas kehidupan manusia.  Kemampuannya tentu saja didukung dengan aspek lain yang terkait di dalamnya, seperti; akses internet, berbagai aplikasi semakin canggih. 


Kini Hand Phone (Hp) malah hadir lagi program yang makin lama bisa menyaingi kecerdasan manusia, yaitu kecerdasan buatan (AI). Konon, kalau tidak dikendalikan – system ini yang akan menyingkirkan pekerjaan manusia melalui mesin (robot). Lebih ngerinya lagi bahkan bisa saja dalam beberapa hal mampu mengalahkan kemampuan manusia itu sendiri sebagai penciptanya.


AI adalah bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, penciptaan, dan pengenalan gambar. Organisasi modern mengumpulkan data dalam jumlah besar dari beragam sumber, seperti sensor pintar, konten buatan manusia, alat pemantauan, dan log sistem. 


Tujuan menggunakan AI adalah untuk menciptakan sistem belajar mandiri yang memperoleh makna dari data. Kemudian, AI dapat menerapkan pengetahuan tersebut untuk memecahkan masalah baru dengan cara layaknya yang dilakukan manusia. Misalnya, teknologi AI dapat merespons percakapan manusia secara bermakna, membuat gambar dan teks asli, dan membuat keputusan berdasarkan input data waktu nyata. 


Organisasi seperti perusahaan - dapat mengintegrasikan kemampuan AI dalam aplikasi untuk mengoptimalkan proses bisnis, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan mempercepat inovasi. Tak terkecuali di dinia pendidikan. Banyak hal yang bisa tergantikan. 



Internet.
Perkembangan Internet lewat google, you tube dan social media lainnya - menyediakan informasi apa saja yang kita sukai, yang kita setujui, yang kita ketahui dan pahami sebelumnya. Demikian juga internet menyediakan yang sebaliknya kita tidak sukai, tidak kita setujui, tidak kita pahami.


Tapi jangan salah, internet tidak melatih otak kita bekerja untuk meneliti, membandingkan, menganalisa, menyimpulkan. Maka bila tidak bijaksana menggunakan berbagi aplikasi dan kemampuan Hp. Maka yang akan dirasakan dampak buruk. Kita tidak dilatih berfikir, semuanya sudah ada – tinggal menggunakan. Seumpama fisik kita apabila tidak dilatih digerakkan untuk bekerja, berativitas, maka bukan tanbah kuat tetapi tambah lemah.


Ilmu pengetahuan sebelum ada internet kita buru dan baca lewat buku, journal ilmiah, majalah, surat kabar, bulletin. Saat ini secara praktis dan instan lewat internet termasuk perhitungan matematika dan  statistik seperti Statistical Program for Social Science yang pernah membantu saya dan banyak peneliti lainnya dalam penyusunan karya ilmiah ; makalah, skipsi, tesis dalam Ilmu Sosial.


Akibat dari kepraktisan ini kecerdasan kita lemah.  Seperti kecakapan berhitung -  setelah ketergantungan pada Calculator.  Lewat internet kita hanya memilih informasi dan pengetahuan yang sebelumnya kita milki baik secara pribadi atau umumnya. Kajian kelompok yang sesuai dan sepaham dengan kita serta menolak yang tidak sepaham dengan kita.  Memilih informasi yang ringan dan mudah dicerna, memilih hal hal yang ringan dan menyenangkan (pleasure) bukan mencerdaskan (enlighten), candaan, humor ringan, pleasure, rekreasi, kuliner, game, lebih laku.


Akibatnya kita (audience)  gampang dipengaruhi, diarahkan, dibuat kelompok  diadu domba serta propokasi oleh yang berkepentingan untuk itu.


Padahal sudah lama kita berpaham hindari taqlid buta. Mari kita sama sadari dan cerahkan pikiran, kemudian implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama bagi para orang tua, dan para pendidik. Bagaimana mengedukasi peserta didik, agar bijaksana memanai kecanggihan teknologi dan segala kemudahan yang disajikan oleh internet, smart phone apalagi dengan hadirnya kecerdasan buatan. 


Dampak Positif.
Akibatnya kita semua dari mulai orang tua, pelajar, mahasiswa bahkan anak-anak kecil tidak sedikit sangat tergantung pada HP. Ada istilah, “Lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan HP”. Karena bila tidak bawa dompet, masih bisa pinjem teman jika tidak bawa uang. Bahkan belanja, dan keperluan lain seperti ke bank bisa menggunakan HP. 


Banyak hal positif dari hadir dan terus berkembangnya kemampuan Hp, dalam berbagai sisi kehidupan. Pada saat badai Covid-19 misalnya, telah banyak menolong manusia untuk berinteraksi tanpa harus bertemu tatam muka. Pembelajaran melalui zoom. Pokonya banyak sekali, manfaatnya.


Dampak Negatif.
Tapi jangan salah, ada sisi negatifnya. Dari sisi kesehatan, radiasi tidak bisa dihindari. Modus kejahatan ikut semangkin canggih juga. Seperti peredaran penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, tawuran misalnya. 


Para pelajar hari-harinya terus terganggu dengan Hp, sehingga waktu membaca buku manualnya menjadi lebih sedikit. Kurang bergerak, karena keasyikan maen game, nonton film dsb. Termasuk godaan membuka informasi dan situs-situs orang dewasa. Guru sedang mengajar tatap muka, banyak yang masih asyiek dengan Hp-nya.


Bersikap Bijaksana
Perubahan zaman, perubahan peradaban melalui perkembangan teknologi – suatu yang tidak bisa dihindari. Ia kan terus berkembang, kadang perkembangannya lebih cepat dari yang diperkirakan. Persoalannya, terpulang pada diri kita masing-masing. Bagaimana kita menyikapinya dengan bijaksana. Bagi pelajar bagaimana Hp lebih banyak digunakan untuk membantu pembelajaran.




Editor : Redaksi Cakra Banten 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama