Tantangan Pelaksanaan PMM di Sekolah

EVI SUSILOWATI, S.Pd


“Tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri. Berubah merupakan realita, keniscayaan, sesuatu yang tidak dapat dihindarkan”.


Oleh: EVI SUSILOWATI, S.Pd 

(SDN Bitung Jaya II Tangerang)



cakrabanten.co.id, Tangerang,- Platform Merdeka Mengajar (PPM) adalah platform teknologi yang disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya.



PPM  telah menjadi inovasi pendidikan yang penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia. Seperti biasa setiap perubahan akan membawa konsekwensi. Dalam implementasinya PMM telah  menimbulkan sejumlah tantangan bagi para guru dan siswa.



Salah satu tantangan yang dihadapi adalah ketersediaan waktu untuk mengerjakan platform tersebut. Siswa dan guru sering mengalami kendala dalam menyisihkan waktu di tengah kesibukan kegiatan belajar mengajar. Terkadang terlihat guru mengerjakan tugas platform kurang bisa menempatkan diri, demi mengejar target mengerjakan platform di tengah KBM berlangsung.  Hal ini bisa mempengaruhi konsentrasi mereka dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. 



Tantangan lain yang muncul, ketersediaan akses internet dan perangkat yang kurang memadai. Tidak semua sekolah memiliki infrastruktur yang memadai untuk mengakses platform ini. Sehingga guru dan siswa terkadang mengalami kesulitan dalam mengakses materi-materi atau tugas guru yang disediakan di PMM. 



Bagi guru yang belum menguasai IT ataupun belum terbiasa dengan penggunaan teknologi terkini, hal ini juga merupakan bagian dilema dalam pengerjaan PMM.  Kendala tersebut tentunya akan mengalami kesulitan dalam menggunakan platform,  sehingga guru maupun siswa akan mengalami ketinggalan informasi. 



Kendala lain antara lain; Guru masih memiliki pengalaman dengan kemerdekaan belajar yang rendah, keterbatasan referensi, akses yang dimiliki dalam pembelajaran belum merata, manajemen waktu dan sebagainya.



Solusi.


Setiap tantangan, pasti ada jawabnya. Setiap kendala, pasti ada jalan keluarnya. Asal kita mau mencari dan mencoba solusinya. Pertama, ada baiknya guru dapat menempatkan diri dalam mengerjakan platform tersebut,  dilakukan di luar kegiatan KBM. Sehingga tupoksi guru tidak terabaikan, terkecuali penggunaan platform tersebut untuk media pembelajaran di kelas. 



Kedua, bagi guru yang belum menguasai IT ada baiknya berusaha untuk belajar bersama dengan rekan sejawat agar bisa dan terbiasa menggunakan platform tersebut tanpa mengandalkan orang lain terus menerus. 



Perubahan.


Tidak ada yang tidak berubah di dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan itu keniscayaan, karenanya segala segala sesuatu akan terus berubah – seriring berjalannya waktu dan peradaban manusia. 



Hal itu akan terjadi dan akan terus terjadi, tak terkecuali di bidang pendidikan antara lain perubahan demi perubahan kurikulum. Tentu arah perubahan tersebut di arahkan dan diupayakan pada yang lebih baik. Karena keadaan dan tantangan pun akan terus berubah. Maka kurikulum pun harus terus mengatisipasi perubahan tersebut. 



Kurikulum harus selalu berubah agar sesuai dengan perkembangan zaman, apalagi masa sekarang ini Ilmu Pengetahuan dan teknologi informasi telah berkembang dan pembelajaran akan membosankan tanpa adanya perubahan bukankah tugas kita untuk menyiapkan para peserta didik kita menghadapi zaman yang baru, zaman yang tidak sama dari keadaan ketika kurikulum itu diciptakan. 



perubahan kurikulum akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam berbagai hal, misalnya dari sisi perencanaan, pelaksanaan pembelajaran. 



Perubahan kurikulum dapat membawa dampak positif dan negatif bagi kualitas sebuah pendidikan. Dampak positifnya yaitu pelajar dapat belajar dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Sementara dampak negatifnya adalah Perubahan kurikulum yang begitu cepat menimbulkan masalah-masalah baru seperti menurunnya prestasi peserta didik. 



Tugas kita semua, termasuk para guru adalah mengebangkan dampak positif mencari solusi meminimalisir dampak negatinya. 



Penulis, salah satu peserta Bimbingan Teknis & Pelatihan Menulis yang diselenggarakan kolaborasi antara Media Tabloid Cakra Banten dengan PGRI dan Universiatas Pramita Indonesia Tangerang Banten



Editor : Edi Kusmaya 

(Pimred Tabloid Pendidikan Cakra Banten)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama