Cerpen ; Semangat Guru Tak Pernah Redup




Oleh:  Bibing Sudarman, S. Pd. M.Si



Cakrabanten.co.id, Tangerang,- Di ufuk timur, sang surya memancarkan sinarnya, menandakan dimulainya hari baru. Pak Darmawan, seorang guru di sudut kota Tangerang telah bersiap untuk memulai perjuangannya. Dengan langkah penuh semangat, ia menempuh jalan setapak yang bertebaran kerikil di antara sebongkah batu besar yang utuh dan berdebu menuju sekolahnya. Sepeda motor melaju perlahan.



Perjalanan Pak Darmawan tidaklah mulus. Jarak yang ia lalui dengan medan yang berat sering kali membuatnya kelelahan. Fokus dalam melajukan  sepeda motor jet matic keluaran 2010. Namun, tekadnya untuk mencerdaskan anak-anak di sudut kota itu tak pernah surut. Ia tahu bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka masa depan yang lebih cerah bagi mereka.



Suatu hari dalam perjalanan

“Assalamualaikum” sapa Pak Darno.

“Waalaikumsalam” Jawab Pak Darmawan.


Mereka berpapasan  di jalan, saling menyapa. Keduanya menghentikan laju sepeda motor yang sedang mereka kendarai.


Pak Darno orang tua murid yang bernama Ilham Ramdani. Siswa kelas 2 SMP. Ayah Ilham Ramdani berprofesi sebagai sekretaris desa.


“Pak Darmawan guru yang rajin, semoga menjadi contoh buat siswa dan siswinya ya, Pak” tutur Pak Darno.


“Terimakasih kasih” jawab Pak Darmawan.


suasana hening sesaat. Hanya terdengar suara  truk pengangkut pasir yang melintas perlahan di jalan itu.


Tak lama kemudian, Pak Darno memecah keheningan.


“Pak Darmawan, mohon maaf bila saya kurang sopan karena berhenti di jalan untuk mengobrol dengan Bapak” lanjut Pak Darno.


“Oh, tidak apa - apa” kata Pak Darmawan



Pak Darno tak sungkan lagi pada Pak Darmawan memintanya untuk datang ke rumah Pak Darno karena status Pak Darmawan masih membujang. Tidak menyita waktu untuk keluarga.


“Saya punya usul, bagaimana kalau malam hari Pak Darmawan datang ke rumah saya” usul Pak Darno.


“Insyaallah nanti malam saya ke rumah” Pak Darmawan menyambut baik permintaan Pak Darno.



Setelah dirasa cukup perbincangan mereka, keduanya saling berpamitan untuk melanjutkan agenda mereka masing - masing.



Pak Darmawan mencoba untuk memahami, sebuah dunia di mana setiap anak memiliki akses terhadap pendidikan yang memadai . Pada  potensi setiap individu diberdayakan, Apalagi masa depan siswa dan siswinya nantinya  penuh dengan persaingan yang kompetitif”



"Ilham, masa depan ada di pundakmu. Suatu ketika kamu akan menjadi pemimpin bangsa!" ujar Pak Darmawan.



"Ya Pak" Jawab Ilham. Ilham kerap kali membawa ponsel ke sekolah. Tetapi itu dalam pantauan Pak Darmawan. Karena Ponsel di tangan Ilhan dipergunakan untuk mempelajari berbagai hal.



Pembelajaran di sekolah yang dinamis dan inovatif, anak-anak tidak hanya belajar tentang fakta dan angka  tetapi memacu untuk  berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Mereka terinspirasi oleh guru-guru yang penuh semangat dan peduli,  yang mendampingi mereka untuk menemukan bakat dan mengembangkan minat mereka.



"Pak, saya ingin maju. Ingin menjadi anak yang pintar dan menguasai IT. Saya tidak mau Gaptek Pak" Kata Ilham.



" Ya bagus itu. Tapi jangan sampai lupa makan, bila waktunya tiba. Nanti bisa sakit" Pak Darmawan menasehatinya 



' Iya Pak" Ilham menganggukkan kepala. 


Guru memperkenalkan teknologi  untuk meningkatkan pembelajaran, membuat informasi lebih dapat diakses dan dapat terhubung dengan  pelajar dari seluruh dunia. Proses pembelajaran diliputi oleh pengalaman yang menarik dan interaktif, di mana setiap anak merasa bersemangat untuk maju.



Dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Generasi penerus bangsa siap untuk menghadapi tantangan masa depan.  Kita semua memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan sebagai solusi,  menciptakan  suasana yang inovatif.



Sisi positif dari pendidikan berkualitas tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh masyarakat secara luas. Ekonomi menjadi maju berkembang. Kemiskinan berkurang,  dan kesehatan masyarakat meningkat. Demokrasi diperkuat, lingkungan dilestarikan,  dan perdamaian ditegakkan.



Masa depan yang gemilang akan kita raih, Dengan komitmen dan  investasi dalam pendidikan, kita dapat membuka potensi penuh dari setiap anak akan mengenyam kehidupan yang lebih baik.



Setibanya di sekolah Pak Darmawan  disambut oleh sorak-sorai siswa dan siswi nya yang antusias untuk belajar berbagai hal pada Pak Darmawan. Senyum tulus mereka bagaikan energi yang tak terhingga baginya. Ia pun memulai pelajarannya dengan penuh semangat, menggunakan berbagai metode kreatif agar murid-muridnya tidak bosan belajar.


“Ilham, bagaimana pelajaran hari ini apakah cukup dimengerti? “ tanya Pak Darmawan.

“Ya Pak. Alhamdulillah bisa mencerna Pak” jawab Ilham.



Ilham termasuk anak yang cerdas. Untuk mata pelajaran IPS, Ilham mendapatkan nilai tertinggi di kelasnya. Ilham juga anak yang supel dalam pergaulan. Ilham punya banyak teman.

 


Meskipun fasilitas di sekolahnya sangat terbatas, Pak Darmawan tidak pernah menyerah. Ia berimprovisasi dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitarnya untuk membuat alat peraga belajar. Ia juga sering mengajak murid-muridnya belajar di luar kelas, seperti di kebun atau di tepi sungai, agar mereka dapat belajar sambil mengamati alam secara langsung.



Pak Darmawan tidak hanya mengajar ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kepada murid-muridnya. Ia mengajari mereka tentang pentingnya kejujuran, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab. Ia ingin mereka menjadi generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia dan berguna bagi masyarakat.



Menanamkan Sikap Kejujuran: Membangun Fondasi Moral Generasi Muda


Kejujuran merupakan salah satu nilai moral  yang mendasar, harus ditanamkan pada diri siswa sejak dini. Di sekolah, kejujuran bukan hanya sekedar aturan yang harus dipatuhi, melainkan sebuah budaya yang perlu dipelihara dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.



Mengapa kejujuran penting bagi siswa?


Kejujuran merupakan fondasi untuk membangun kepercayaan antara siswa dengan guru, teman sebaya, dan orang tua. Kepercayaan ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan saling mendukung.



Kejujuran membantu siswa untuk mengembangkan karakter yang kuat dan terhormat. Siswa yang jujur akan lebih berani untuk mengatakan yang benar, meskipun sulit, dan mereka akan lebih bertanggung jawab atas tindakan mereka.



Kejujuran membantu siswa untuk membangun integritas, yang merupakan kualitas penting untuk sukses dalam hidup. Orang yang berintegritas dihormati dan dipercaya oleh orang lain.



####

Malam harinya Pak Darmawan menuju ke rumah Pak Darno. Ia berpikir, “Kalau Pak Darno sampai meminta dirinya untuk datang ke rumah Pak Darno pasti ada sesuatu hal yang ingin diungkapkan olehnya”



Rupanya, apa yang terlintas dalam pikiran Pak Darmawan benar adanya.


Setibanya di rumah Pak Darmawan, di dapai Pak Darno tengah duduk di teras.


“Assalamualaikum” Pak Darmawan mengucapkan salam.


Pak Darno menjawab salam itu.


“Waalaikum salam”



Dengan hati bertanya - tanya, Pak Darmawan mendekat ke Pak Darno, lalu duduk di sampingnya 


Tanpa menunggu waktu lama Pak Darno memulai percakapannya 


“Pak Darmawan, saya undang ke sini karena saya ingin curhat sama Pak Darno,” tutur Pak Darno dengan nada pelan.


“Ya Pak..” kata Pak Darmawan.


“Begini, saya ingin tahu bagaimana sikap Ilham kalau di sekolah?’ tanya Pak Darno dengan nada pelan.



Pak Darmawan merespon setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Pak Darno sesuai fakta tentang  Ilham di sekolah. Ia memaparkan polah tingkah M.Ilham di sekolah. Pada intinya, M.Ilham adalah siswa yang cerdas, supel. Serta pandai bergaul.



Waktu pun beranjak larut malam. Pak Darmawan pun merasa ada yang janggal.


Tercetus pertanyaan dari Pak Darmawan.


“Pak Darno, sebenarnya ada apa dengan Ilham?”



Mendengar pertanyaan Pak Darmawan, Pak Darno menghela nafas.



“Pak Darmawan, saya tidak datang ke sekolah karena apa yang saya ceritakan ini merupakan aib bagi keluarga saya. Makanya Pak Darmawan saya minta untuk datang ke sini!’



Sebelum Pak Darno menceritakan pada Pak Darmawan, ia rupanya sedang menunjukkan posisinya sebagai wali murid yang apabila ada persoalan terkait dengan anak nya, secara etika sebagai orang tua murid mendatangi wali kelas di sekolah.



Sementara itu Pak Darmawan menjadi penasaran. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Ilham?.



Tak lama kemudian rasa penasaran dari Pak Darmawan terurai sudah. Seiring dengan penjelasan dari Pak Darno.



“Begini Pak Darmawan, Minggu yang lalu uang yang saya simpan di saku pakaian dinas yang tergantung di dinding kamar hilang!’ nada suara Pak Darno pelan namun dengan aksen yang jelas. Pak Darmawan menyimak dengan seksama.



Kemudian Pak Darno melanjutkan curhatnya.


“Setelah saya selidiki, yang mengambil uang itu adalah Ilham”. jelas Pak Darno.


Mendengar curhat Pak Darno, Pak Darmawan terlonjak kaget.



“Apa itu benar, Pak ?” Pak Darmawan rasanya tak percaya.



“Itu Benar” .Pak Darno meyakinkan.


Pak Darno dan Pak Darmawan larut dalam imajinasi masing - masing.


“Apa coba, motif Ilham mengambil uang Sang Ayah” Kata - kata itu meluncur begitu saja dari bibir tipis Pak Darmawan.



Ilham siswa SMP yang cerdas dan supel, serta memiliki banyak teman. Ia selalu rajin belajar. Supel dalam pergaulan.


Rupanya di balik semua itu, Ilham punya cerita lain yang tersimpan. Mengambil uang milik ayahnya tanpa izin. 


Peristiwa ini terjadi satu Minggu yang lalu. 


“Nah, itu dia masalahnya. Sebagai orang tua saya telah memberikan fasilitas terbaik untuk sekolah. Termasuk di dalamnya uang harian” jelas Pak Darno Panjang Lebar.



“Saya tak habis pikir, Pak” kata Pak Darmawan.



Tak terasa waktu beranjak tengah malam, hingga akhirnya Pak Darmawan pamit pulang. Pak Darno melepas kepergian Pak Darmawan dengan hati yang jernih. Tercurahkan beban yang menghimpit hati dan perasaannya. Yaitu pada sosok Pak Darmawan.



Setibanya di rumah, Pak Darmawan beristirahat. Tidur lelap, Meski menyimpan sejuta tanya. Mengapa Ilham berani mengambil uang Sang Ayah.



###


Ketika Ilham hendak mengikuti pertandingan di sekolahnya, Ia nekad mengambil uang ayahnya karena dirinya perlu sejumlah uang sebagai dana cadangan untuk bepergian jauh. tapi untuk meminta tambahan uang saku, Ilham merasa takut disangka sebagai anak yang tidak menuruti nasehat orang tua. 



Saat itu Ilham teringat bila Sang Ayah selalu menyimpan uang di saku pakaian dinas. Dengan gugup ia mengambil tiga lembar uang ayahnya. Sebagai tambahan karena merasa uang itu tidak cukup. Apalagi jika bepergian Ilham gemar membeli buku - buku penunjang pelajaran IPS. Ilham ingin mengetahui perkembangan dunia luar yang membuat dirinya maju pesat. Bahkan Ilham sering membeli paket internet melebihi anggaran yang diberikan oleh Sang Ayah.



Sejak saat itu, Ilham kerap kali dihantui perasaan bersalah. Dilanda rasa cemas dan ketakutan.



Ilham merasa takut, bila suatu ketika Sang Ayah akan memarahinya setelah mengetahui hal itu. Mengambil uang di saku pakaian dinas ayah.



Ilham sebenarnya merasa malu pada diri sendiri karena telah mengkhianati kepercayaan ayah selama ini.



Di sisi lain Ilham membutuhkan pengakuan dari orang lain bila dirinya seorang pelajar yang berprestasi tinggi dibanding dengan teman sekelasnya. Ia juga ingin menunjukan Prestasi yang diraihnya kepada Sang Ayah.



Ilham merasa tidak nyaman jika berbicara pada Sang Ayah tentang pembelian paket internet untuk memperluas jejaring sosial. Menjadi anak yang cerdas dan harus berselancar dengan internet. Memperluas jangkauan pertemanan untuk menjadi orang yang supel. Karena itu Ilham berusaha untuk mencari solusi bagi dirinya sendiri, meskipun solusi itu tidak tepat.



Solusi


Perlu ada komunikasi terbuka antara Pak Darno dan Ilham. Pak Darno perlu mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi dukungan pada perjuangan Ilham. Ia perlu memberikan rasa nyaman pada Ilham.



###

Pak Darmawan berharap agar kejadian yang menimpa Pak Darno tidak sampai berlarut - larut. Pak Darmawan akan berusaha selalu menjalin komunikasi baik dengan Pak Darno maupun dengan Ilham. Biar bagaimanapun juga, Ilham masih muda. Harus didampingi dalam meniti hidup dan mewujudkan cita - citanya.



Perjuangan Pak Darmawan itu tak mudah. Banyak aral melintang. Ada kalanya ia menghadapi berbagai rintangan dan hambatan. Namun, ia tidak pernah menyerah begitu saja. Ia selalu yakin bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, semua rintangan dapat diatasi.



Bagi Pak Darmawan, menjadi guru bukan hanya sebuah profesi, tetapi juga sebuah panggilan jiwa. Ia merasa bahagia dan puas ketika melihat siswa - siswinya berkembang dan berprestasi. Ia tahu bahwa ia telah memberikan sumbangsih yang berharga bagi masa depan bangsa.



Di bawah terik matahari yang panas, Pak Darmawan terus berjuang dengan penuh semangat. Ia sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang telah mengabdikan diri untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Semangat dan pengorbanannya akan selalu menjadi inspirasi bagi kita semua.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama