Kabupaten Tangerang,- Menjamurnya budaya asing masuk melalui teknologi di tengah-tengah masyarakat, menyatu dalam jalur budaya, sosial dan komunitas-komunitas. perkembangan pesat era globalisasi saat ini semakin menekan proses akulturasi budaya di bangsa kita. Terutama pengaruh budaya Barat kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan selalu menjadi acuan masyarakat dalam tren dan model dalam mengubah gaya hidup.
Sebagai upaya mempertahankan budaya bangsa sejak dini, agar budaya daerah tetap lestari dan dikenal oleh para peserta didik sejak siswa di sekolah dasar.
Tim Redaksi CAKRA Banten melakukan observasi dan mewawancarai Kepala Sekolah Dasar Negeri Sidoko, Kecamatan Gunungkaler, Kab. Tangerang, Edi Cahyadi, S.Pd, MM, usai acara serah-terima jabatan Camat Gunungkaler, dari Sumartono, S.STP, S.M.Si kepada camat penggantinya, Kurnia, S.STP, yang sebelumnya selaku Sekcam di Kecamatan Cisoka.
Menurut Edi Cahyadi, benteng utama dalam mempertahankan budaya bangsa adalah pendidikan agama cukup dan pengamalan ibadah sehari-hari, baik di keluarga juga tidak kalah penting pelaksanaan pengamalan ibadah di lingkungan sekolah, harus menjadi pembiasaan yang mesti dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karenanya perlu ada kerjasama antara guru dan orang tua siswa agar bisa bersama-sama mendapingi anak didik dalam pengamalan ilmu dan keyakinan yang telah diajarkan, apakah sudah diamalkan atau belum?
Edi mengemukakan, pengaruh masuknya budaya asing tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat.
Sebagaimana kita tidak mungkin menolak masuknya era teknologi dalam kehidupan di masyarakat, demikian juga terkait budaya asing yang masuk melalui berbagai sendi kehidupan, tidak bisa kita plak, yang wajar adalah bagaimana kita memilah dan memilihnya, tidak semua budaya baru itu negatif, banyak juga budaya yang baik dan manfaat dengan memberi dampak positif terutama pada pendidikan di Indonesia.
Tujuan pendidikan agama Islam sendiri, terang Edi, adalah untuk membantu peserta didik menumbuhkan dan mengembangkan akidah dengan membekali mereka dengan ilmu, memupuk, mengembangkan, membiasakan, dan menghayati agama yang diajarkan orang tua dan gurunya. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat menjadi seorang yang taat berbudi pekerti luhur dan beriman teguh kepada Allah sang khaliq, Allah SWT.
Saat ditanya manfaat dari mempelajaribudaya asing, Edi Cahyadi, yang merupakan salah seorang Pengurus PGRI Kabupaten Tangerang tersebut menjelaskan, salah satu pengaruh budaya asing di antaranya dapat mendorong remaja Indonesia untuk mengembangkan keterampilan bahasa asing terutama bahasa Inggris, Arab, Korea, Jepang dan budaya bangsa lainnya.
Dengan masuknya budaya asing ke Indonesia, kemungkinan besar dapat menjadi faktor dalam meningkatkan pendidikan Indonesia, sebab masuknya budaya asing melalui teknologi memudahkan remaja Indonesia mengakses situs pembelajaran yang dapat mengubah pola pikir remaja menjadu lebih modern, meningkatkan kreativitas dan innovasi, serta berfikir kritis.
Meskipun terdapat banyak pengaruh positif bagi tetapi remaja Indonesia perlu pemahaman dan kesadaran yang tepat. Remaja perlu memahami dan menghormati nilai-nilai budaya mereka sendiri, serta membedakan antara pengaruh yang positif dan negatif dari budaya asing.
Jenis jenis program pembiasaan sekolah guna menanamkan nilai-nilai karakter nasional religius yang cukup bagi peserta didiknya, SDN Sidoko selalu mengajarkan Pendidikan Nasional yang diharapkan mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetia kawanan sosial.
Sejalan dengan itu dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta sikap dan prilaku yang Inovatif dan Kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia pembangun yang dapat membangun dirinya sediri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, terang Edi lagi, sekolah merupakan wadah atau terdapat berlangsungnya secara sadar dan terencana proses pendidikan bagi anak didik. Keberhasilan proses pendidikan khususnya di sekolah merupakan suatu sistem pendidikan sebagai bagian dari sistem penddikan nasional akan sangat ditentukan oleh proses pengelolaan pendidikan di sekolah.
Dalam menunjang program kurikuler, di samping program ektrakurikuler, menurut Dia, tak kalah penting perlunya suatu program pembiasaan dilaksanakan di sekolah agar visi dan misi sekolah bisa tercapai. Seperti hal nya di SD Negeri Sidoko 1 memiliki beberapa program pembiasaan diantaranya, Upacara Bendera Berdisiplin dengan Gigih, yang disingkat Udara Bersih, SELAT, kepanjangan dari Selasa Bersholawat, RABA, kepanjangan dari Rabu Membaca, KAMSIH, alias Kamis Bersih dan JUDA, kepanjangan dari Jum’at Duha. (Kdr)
Editor : Redaksi Cakra Banten
Posting Komentar