AKAR #1

Oleh : Asep Muhlis


Berikan kesempatan pada pohon ,untuk menceritakan berapa musim yang telah ditempuh.
Kekeringan panjang yang mengilukan, pancaroba  yang membingungkan, bahkan banjir yang menggenangi air mata.
Sebaiknya tidak usah  menasihati soal kesabaran, karena pohon sangat paham arti penantian dan pengharapan.


Berikan kesempatan untuk gundah pada akar,  atau berikanlah sedikit  sanjungan pada akar  yang menggeliat siang dan malam, menelusuri bebatuan hingga yang paling batu.


Tak usah bicara soal ketulusan, karena akar tak akan mengingat seberapa jumlah  hara dan air kehidupan yang telah diantar dari kerumitan yang paling dasar, dari kesusahan paling dalam, dari kepengapan  paling pengap,  hingga jadi kebeningan  dan kesegaran  sampai di pucuk yang paling pucuk.


Bunga yang menawan, buah yang lezat, kayu yang kuat dan molek, disanjung berulang-ulang, sepanjang musim, sepanjang waktu yang kaku ,sepanjang waktu yang tak berbenalu.
Dan akar akan tetap bisu, menggenggam rahasia, sampai  remah-remah membusukan jasadnya.


Serang, 3 Januari 2018 A


Asep Muhlis, penggiat sastra tinggal di Kota Serang Banten 
lahir di Ciamis- Jawa Barat, 21 Januari 1963. Pernah belajar di IKIP Bandung


Puisinya dimuat dalam ;


Antologi puisi bersama MENYERUAK, penerbit D3M Kail, Jakarta, 2018
Antologi puisi bersama DARI NEGERI BAHARI , penerbit Kosa Kata Kita (KKK), Jakarta, 2018
Antologi puisi bersama CINTAMU KUJAGA, penerbit D3M Kail, Jakarta, 2018
Antologi puisi bersama REMAH RINDU, penerbit D3M Kail, Jakarta, 2019
Kumpulan Pentigraf WANITA GURU BANGSA, penerbit D3M Kail, Jakarta 2019
Antologi puisi bersama KOMANDAN, penerbit D3M Kail, Jakarta, 2019
Antologi puisi bersama NEGERI PENYAIR, Forum Silaturahmi Penyair Lintas Daerah Nusantara, Jogjakarta, 2019
Antologi Puisi Gila Penyair Indonesia WONG KENTHIR, Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Edisi Spesial, penerbit Penebar Media Utama, Yogyakarta, 2020.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama