BELAJAR MENULIS MELALUI BUKU HARIAN (Berbagi Pengalaman Praktis)


Oleh : Ihah Parihah,  M.Pd 
(Guru SDN Tigaraksa IV Kabupaten Tangerang, Banten).


Aktifitas menulis bukan hal baru di dunia pendidikan, sejak masuk usia sekolah, kita sudah dikenalkan dengan barisan huruf yang disusun menjadi sebuah kata dan digabungkan menjadi kalimat. 


Tapi pengertian menulis bermakna adalah ketika kita bisa menuangkan buah pikiran melalui tulisan,  berisi pesan yang dapat diterima pembaca. Kegiatan menulis tersebut membutuhkan keahlian dan latihan yang serius. Sejak sekolah dasar, guru sering memberi tugas mengarang pada materi pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelumnya terlebih dahulu  menetapkan tema, judul, dan  membuat kerangka karangan. 


Sebagai latihan menulis, saya membuat kegiatan menulis buku harian di kelas. Siswa bebas mengungkapkan apa yang mereka rasakan dalam bentuk tulisan. Tidak terikat tanda baca, ejaan dan teknik menulis lainnya. Seperti curahan hati saja. Meskipun yang mereka tulis adalah kisah keseharian atau unek-unek kekesalan, dengan menulis buku harian dapat membantu siswa dalam mengekspresikan perasaan.


Langkah pertama, menyiapkan sendiri sebuah buku yang dipercantik tampilannya dengan sampul menarik dan gambar kesukaan mereka. Waktu menulis 10 menit pertama sebelum pelajaran di mulai. Jenis tulisan bebas. Bisa berupa puisi, pantun, pengalaman pribadi, atau belajar berimajinasi dengan menulis cerita fiksi. Tidak dibatasi berapa paragraf siswa membuat tulisan. Boleh ditambahkan gambar ilustrasi sesuai dengan kemampuan. Setiap hari jika sudah terbiasa, ide menulis akan tumbuh dengan sendirinya. 


Selanjutnya membimbing siswa untuk belajar memperbaiki tulisannya sendiri, disesuaikan dengan ejaan yang disempurnakan. Penggunaan huruf kapital, tanda baca dan penggunaan kata kata baku. Kegiatan mengedit tulisan bisa dilakukan perorangan atau secara klasikal sambil belajar menggunakan kalimat efektif dalam tulisan. Jika tulisan itu berupa pengalaman pribadi, berlatih mengurangi ego ke akuan dengan meminimalisir  kata saya atau aku. Agar pesan yang terkandung dalam tulisan bisa sampai pada pembaca, maka tulisan harus dikemas dengan kata kata yang menarik dan enak untuk dibaca.


Tidak semua siswa mengikuti intruksi yang diberikan. Ada sebagian yang merasa malu jika tulisannya dibaca orang lain. Motivasi yang saya berikan adalah, jangan malu berimajinasi, tapi jika itu bersifat rahasia, maka tidak perlu ditulis. 


Ada yang bertahan hingga beberapa minggu tetap menulis, tidak sedikit yang menyerah dan berhenti menulis. Tidak apa apa, karena dalam satu kelas tentu terdiri dari berbagai karakter. Mengutip dari sebuah kata kata inspirasi, bahwa guru tidak bisa memaksa ikan untuk terbang, dan mengajarkan burung untuk berenang. Seperti halnya siswa di kelas, tidak semuanya harus gemar menulis, fokuskan saja pada mereka yang bertahan dan mempunyai minat untuk menulis.


Keluhan siswa yang tidak melanjutkan kegiatan menulis biasanya karena kehilangan ide, tidak ada inspirasi atau bingung apa yang harus ditulis. Motivasi yang saya berikan adalah menyarankan mereka untuk membaca buku. Ide biasanya muncul dari apa yang kita baca. Membaca dan menulis adalah satu kesatuan, Banyak membaca tapi tidak menulis, maka ide hanya tersimpan di dalam memori otak. Menulis tanpa membaca, sama dengan menghayal.

 
Jika tidak sempat membaca buku, bacalah dari apa yang tersirat dari alam. Lingkungan sekitar kita tentu menyimpan banyak cerita. Kegiatan menulis dapat melatih kepekaan terhadap kejadian sehari hari, dari hal kecil sekalipun, jika dikembangkan melaui tulisan, maka akan berbuah menjadi karya.  

 
Contoh sebelum di edit:
Dihari jumat ini aku sangat senang banget, karena hari ini pada bawa  ubi dan singkong untuk membuat getuk singkong dan ubi. Ziah melumatkan singkong dan yang lain nya melumatkan ubi kan udah jadi getuknya terus difoto sama bu Ihah, lalu kita makan rame-rame.Tapi aku sedih sekarang soalnya Rara pulang kampung karena saudaranya ngadain acara jadi Rara harus pulang. Katanya sih, Rara baru masuk sekolah lagi hari selasa minggu depan. Berarti Rara pergi 3 harian gitu,jadi di sebelah aku gak ada Rara dong, yaudah gak papa kan nanti Rara balik kesini lagi.


Setelah diperbaiki tulisan siswa menjadi lebih lengkap dan rapi. Umpan balik yang saya berikan adalah melengkapi cerita dengan menambahkan langkah langkah membuat getuk. Mengubah kata kata tidak baku dan membuat kalimat efektif.


Hari ini aku sangat senang, karena mendapat tugas untuk membuat getuk singkong dan ubi di sekolah. Semua anak membawa singkong dan ubi yang sudah direbus dari rumah. Ziah bertugas melumatkan singkong, dan yang lainnya melumatkan ubi. Singkong dan ubi yang sudah lembut dicampur dengan gula dan parutan kelapa, lalu disimpan di wadah plastik. Disimpan sebentar lalu dipotong dan diberi taburan kelapa parut di atasnya. Bu Ihah mengambil gambar untuk dokumentasi. Getuk singkong dan ubi yang sudah jadi, dimakan ramai ramai. 
Aku sedih sekarang, sahabatku Rara pulang kampung selama tiga karena ada acara keluarga. Katanya kembali ke sekolah pada hari Selasa minggu depan. Tidak apa apa sekarang duduk sendiri, nanti Rara juga kembali. 


Ihah Parihah, M. Pd
- Guru SDN Tigaraksa IV Kabupaten Tangerang, Banten.
- Guru Penggerak Angkatan 3 Kab. Tangerang.
- Pengajar Praktik Angkatan 8 Kab. Tangerang.
- Sekretaris Komunitas Penggerak Literasi Tangerang (PELITA).
- Penulis Buku “Dongeng Rakyat dari Banten (2019).



(Editor : Edi Kusmaya)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama