Matinya “KEPAKARAN” (The Dead of Expert)

Foto bersama peserta didik Kesetaraan (Paket A, B dan C) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Tangerang Banten. Setelah belajar membuat conten bersama Tabliod Pendidikan Cakra Banten belum lama ini.



Oleh : APANDI  SYARIF
(Alumni Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Tangerang Banten)



Internet lewat google, you tube menyediakan informasi apa saja yang kita sukai, yang kita setujui, yang kita ketahui dan pahami sebelumnya. 


Demikian juga internet menyediakan yang sebaliknya kita tidak sukai, tidak kita setujui, tidak kita pahami.


Internet tidak melatih otak kita bekerja untuk meneliti, membandingkan, menganalisa, menyimpulkan.


Seumpama fisik kita apabila tidak dilatih digerakkan untuk bekerja, berativitas, maka bukan tanbah kuat tetapi tambah lemah.


Ilmu pengetahuan sebelum ada internet kita buru dan baca lewat buku, journal ilmiah, majalah, surat kabar, bulletin. Saat ini secara praktis dan instan lewat internet termasuk perhitungan matematika dan  statistik seperti Statistical Program for Social Science yang pernah membantu saya dan banyak peneliti lainnya dalam penyusunan Tesis dalam Ilmu Sosial.


Akibat dari kepraktisan ini kecerdasan kita lemah.  Seperti kecakapan berhitung -  setelah ketergantungan pada Calculator.  Lewat internet kita hanya memilih informasi dan pengetahuan yang sebelumnya kita milki baik secara pribadi atau umumnya. Kajian kelompok yang sesuai dan sepaham dengan kita serta menolak yang tidak sepaham dengan kita.  Memilih informasi yang ringan dan mudah dicerna, memilih hal hal yang ringan dan menyenangkan (pleasure) bukan mencerdaskan (enlighten), candaan, humor ringan, pleasure, rekreasi, kuliner, game, lebih laku.


Akibatnya audience  gampang dipengaruhi, diarahkan, dibuat kelompok  malah diadu domba serta propokasi oleh yang berkepentingan untuk itu.


Padahal sudah lama kita berpaham hindari taqlid buta. Mari kita sama sadari dan cerahkan pikiran, kemudian implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama bagi para orang tua, dan para pendidik. Bagaimana mengedukasi peserta didik, agar bijaksana memanai kecanggihan teknologi dan segala kemudahan yang disajikan oleh internet, smart phone apalagi dengan hadirnya kecerdasan buatan. 




Editor : Edi Kusmaya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama