Sejarah Gedung Djuang 45 Banten, Jadi Tempat Wisata Edukasi

Dok. Pemkot Serang kota 


CAKRA Banten, Serang.


Di tengah pelonggaran pembatasan aktivitas warga, sejumlah tempat wisata ramai dikunjungi orang. Di Banten, salah satu tujuan yang layak kamu datangi adalah Gedung Juang 45. 


Gedung yang sudah berdiri cukup lama ini menyimpan banyak sejarah masa lalu. Selain menjadi tempat wisata, pengunjung pun juga bisa belajar mengenai informasi dari sejarah bangunan tersebut.


Gedung Djuang berada di Jalan Ki Mas Jong daerah Serang ini berdiri ketika masa pendudukan Jepang dan dijadikan sebagai markasnya Kempetai. Setelah tentara Jepang berkuasa di Indonesia, gedung ini kemudian diambil alih untuk dijadikan sebagai markas Badan Keamanan Rakyat (BKR).


Pada tanggal 10 Oktober 1945 terjadi peristiwa yang cukup besar di gedung tersebut, yakni adanya penyerbuan. Serbuan tersebut dilakukan oleh para pemuda Banten yang ingin melakukan perebutan kekuasaan serta markas dari anggota sebelumnya. 


Dok, Pemkot Serang

Hingga pada akhirnya gedung berhasil diambil alih oleh pemuda Banten. Secara otomatis para tentara yang menempati pun pergi dari kawasan markas.


Bangunan yang mempunyai histori perebutan kekuasaan ini terdapat 3 bangunan utama. Sebagian besar bangunan masih asli dengan seni arsitektur bergaya Indis.


Proses revitalisasi diperlukan untuk melestarikan bagian gedung yang sudah tua agar tidak roboh. Dengan demikian, gedung ini bisa bertahan lama dan dikunjungi berbagai generasi. 


Setelah adanya revitalisasi, gedung ini akan dialihfungsikan menjadi tempat wisata sejarah untuk masyarakat. Sehingga edukasi mengenai sejarah di Banten bisa diabadikan agar tidak hilang oleh perkembangan zaman.


Tersedia konten yang telah dirancang sebagai edukasi sejarah dan menyasar pada seluruh segmen usia. Di dalam gedung terdapat tampilan digital mengenai sejarah perjuangan masyarakat Banten dari zaman kesultanan sampai akhir masa Indonesia merdeka.


Dok. Pemkot Serang 

Pada Februari 2021, gedung yang telah direncanakan untuk revitalisasi telah di-launching. Gedung Djuang 45 yang menjadi cagar budaya mempunyai fasilitas, seperti halnya perpustakaan manual hingga perpustakaan digital.


Di dalamnya terdapat kelengkapan buku sejarah maupun buku umum yang bisa dibaca oleh pengunjung. Selain ketersediaan perpustakaan juga terdapat ruangan mini teater, ruang bermain anak, wisata sejarah digital, dan juga ada pemeran foto para tokoh perjuangan menuju Indonesia Merdeka.


Demikianlah penjelasan mengenai sejarah gedung Djuang 45 Banten di lansir dari IDN Time, yang sekarang ini menjadi tempat wisata edukasi dan sejarah. (Red)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama