Warga Solear Menangkap Ikan Di Sela Pembersihan Sampah



CAKRA Banten, Kab. Tangerang,- Aktivitas pembersihan pintu Irigasi Tangkele dari tumpukan sampah yang menyumbat arus air di aliran Kali Cidurian, Desa Tangkele, Kecamatan Solear dimanfaatkan segenap warga Desa Tangkele dan Desa Rancasumur untuk berburu ikan air tawar, Selasa, 26 Desember 2023.


Tampak ratusan warga yang mengetahui kegiatan pembukaan dum bendungan Irigasi Tangkele, berbondong-bondong mejuju aliran Sungai Cidurian baik yang beada di bagian hulu maupun hilir bendungan yang akan dibersihkan dari sampah yang menggunung dengan membawa berbagai alat penangkap ikan secara tradisional.


Di sisi lain, tampak sejumlah petani yang tertelak di seputar aliran Kali Cidurian yang tengah memanfaatkan air dari saluran irigasi itu harap-harap cemas. Mereka khawatir sawah mereka yang baru saja tergenang selepas kemarau panjang melanda tidak bisa mencukupi kebutuhan air di sawah mereka yang mengancam panen, karena tanaman padi kurang air dan berharap segera turun hujan sehingga sawah mereka tetap terairi.



Pantauan juru warta CAKRA Banten di saluran Irigasi Tangkele, Kali Cidurian, Kecamatan Solear, Selasa pagi itu sekiar pukul 06:30 WIB, tampak puluhan hingga ratusan orang turun ke saluran irigasi yang volume debit airnya tengah menyusut sedikit demi sedikit itu. Mereka berebut mencari dan menangkap ikan dengan menggunakan sejumlah peralatan tradisional atau jaring ikan. 


Seorang ibu rumah tangga yang turut turun ke suangan untuk menangkap ikan, Yati, 50 Tahun, saat diminta kesediaannya untuk mengisahkan kebiasaan warga yang menetap di sekitar tepian Suai Cidurian tersebut, kepada Tim Redaksi CAKRA Banten menceritakan, Ia dan warga lainnya yang tinggal di lingkungan Irigasi Tangkele sudah terbiasa memanfaatkan momentum petugas kebersihan membuka pintu air bendungan, baik saat pembersihan sampah atau perbaikan irigasi untuk menankap ikan bersama-sama masyarakat lainnya.


“Alhamdulillah, bertempat tinggal di bantar kali Cidurian yang terdapat Bendungan Irigasi Tangkele banyak manfaat yang kami terima, selain mendapat pasokan air yang kadang melimpah, bahan mencari kayu bakar juga dekat dan yang paling menyenangkan sering mendapat kesempatan menangkap air tawar, sewaktu ada pengeringan aliran Sungai Cidurian,” terang Yati.


Saat ditanya siapa anggota keluarga yang menemaninya untuk mencari ikan di aliran Sungai Cidurian yang arusnya amat kencang dan bercampur sampah kiriman dari Bogor tersebut, Yati sambil menunjuk ke arah suaminya, bahwa Ia tidak sendiri, melainkan bersama suaminya, Arsudin, yang tampak sedang membantu petugas membersihkan Irigasi Tangkele dari tumpukan sampah yang terbawa banjir dari Bogor, baru-baru ini. 



Adapun jenis ikan yang banyak ditangkap oleh warga di aliran Kali Cidurian, terang Yati, antara lain jenis ikan rarancak, endet, caung, tawes, mujaer, bayong, nila dan bader. Salah satu warga penangkap ikan lainnya, Ades, mengatakan sudah menjadi agenda rutin tahunan bagi warga di Desa Tangkele dan Desa Rancamumur, Kab. Serang, untuk beramai-ramai menangkap ikan saat saluran irigasi Tangkele, Desa Solear saat  dikeringkan.


Populasi Ikan Menurun


Sementara itu, salah seorang Petugas Kebersihan Irigasi Tangkele, Desa Solear, Kab. Tangerang, Ahyadi (47 Tahun), juga mengungkapkan hal serupa. Dahulunya, Terang Ahyadi di area irigasi Tangkele tersebut hidup berbagai spesies ikan air tawar, namun kondisinya dari tahun ke tahun kondisinya sangat memprihatinkan, dengan penyusutan debit air di Kali Cidurian dan bertambahnya jumlah penduduk yang menetap di sekitar Tangerang, Bogor dan Serang sangat berdampak dengan penurunan habitat Ikan air tawar di aliran Kali Cidurian yang tampak semakin berkurang dari tahun ke tahun.


Menurutnya, beberapa aliran sungai yang ada di Desa Tangkelek dan Ranasumur kerap kali menjadi sasaran oknum yang tidak bertanggung jawab menangkap ikan menggunakan racun dan setrum.


“Selain penggunaan racun Potassium dan setrum ikan itu memang sangat dilarang oleh Pemerintah, tentunya juga dapat merusak seluruh ekosistem yang berada di sepanjang bantaran sungai (kali) itu. Padahal, jika kita semua dapat sama-sama menjaga keasrian wilayah perairan itu, bukan tidak mungkin di masa depan selain dapat menekan dampak bencana alam, juga dapat menjadi salah satu sektor guna meningkatkan penghasilan bagi seluruh warga,” beber Ahyadi.


Lebih lanjut Ahyadi menjelaskan, pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan perawatan, perbaikan, pencegahan dan pengamanan yang harus dilakukan secara terus menerus.


“Pembersihan Irigasi Tangkele ini rutin kita lakukan setiap tahun bahkan kadang setahun dua kali hingga tiga kali disesuaikan dengan kondisinya baik perawatan keersihan sampah atau perawatan perbaikan. Saat dilakukan pembersihan sampah seperti sekarang ini dibutuhkan waktu lima hingga 6 jam.” Terang Ahyadi.


Diterngkan Ahyadi, pemeliharaan jaringan irigasi terdiri dari pengamanan jaringan irigasi, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan perbaikan darurat. Sementara yang dimaksud pemeliharaan rutin, terang Ahyadi, merupakan kegiatan perawatan dalam rangka mempertahankan kondisi Jaringan Irigasi yang dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.(Kdr)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama