AKU BISA APA ?

Foto Celine Adinda Penulis Sastra


Naskah : CELINE ADINDA



cakrabanten.co.id,- BANYAK orang bilang setiap pertemuan pasti ada perpisahan, kamu tidak mungkin tidak mengetahui kalimat satu juta umat ini, ‘kan? Semua orang akan memberikan kajian seperti ini bagi mereka yang merasa adanya kepergian dari sebelah pihak, iya, ‘kan?


Hai, bagaimana suasana Bandung? Kota kelahiranmu yang dahulu tidak pernah kamu injak lagi tanahnya, namun, kini aspal bahkan bangunan sate itu sudah bosan melihatmu berkeliling bersama seseorang yang baru. Jiro benar tentang aku yang selalu menuang harapan besar padamu, menaruh semua angan dan cerita - kisah yang aku buat bersama kelicikan pikiranku. Jiro mengatakan kalau seharusnya aku tidak melakukan hal berengsek itu, dia merapalkan banyak kalimat untuk membuatku sadar  - bahwa kamu itu bukan lagi milikku.


Jiro pernah bertanya kepadaku, “Apa kamu merasa sehebat itu — menaruh sebagian kenanganmu di tempat seperti ini?”, pertanyaan itu tidak berhasil dijawab oleh seseorang sepertiku, aku hanya tersenyum kecut.


Ada kalanya aku berperang dengan diriku sendiri, enggan melangkahkan kaki untuk menyusuri jalan yang pernah kita lewati, seolah menyeret batu besar - hingga sulit menggeser kakiku bahkan untuk 1 cm. Terlalu banyak tawamu di sana, Satria. Aku masih bisa merasakan suara bahagiamu di jalan itu.


Tidak ada rasa bosan bagi Jiro mengocehkan kembali kalimat andalannya padaku, “Kalau bukan dia orangnya, kamu bisa apa, Adinda?”, dan itu cukup membuatku mengeluarkan tangis berengsek ini. Si penggila buku itu memang tahu cara membuatku merengek.


Jiro, bagaimana pria itu selalu tahu isi hati dan pikiranku, jika diingat lagi, Jiro juga pernah mengatakan hal sok tahunya seperti ini,“Raut wajahmu itu mudah sekali terbaca, Adinda. Aku tahu persis apa yang ingin kamu bicarakan tanpa perlu membuka suara, aku kawan baikmu, sahabatmu, jangan remehkan kekuatan si penggila buku Kaijro,”


Dari jutaan manusia yang hidup di bumi ini, kenapa harus kamu, Satria? kenapa hatiku tidak merangkul hangatnya pria yang belasan tahun hidup mengenal pahit dan dinginnya kehidupanku? Kenapa bukan Jiro orangnya?


GELAP yang tak lagi memiliki terangnya bintang, diselimuti angin dingin - menaungi daksaku yang tergeletak tidak ramah di atas ranjang kecil, jiwa yang berhamburan di setiap ujung ruangan. Pedihnya luka yang kamu buat menyebabkanku harus mengeluarkan energi sedahsyat ini, kamu membuatku menjerit di tengah purnama, Satria.


Aku selalu menyelipkan ucapan pada Jiro - bahwa aku tidak pernah menyesali pertemuan kita. Jiro benar, jika memang bukan kamu orangnya, lantas aku bisa apa? Aku berusaha membuang perasaan yang sempat menyapa kemarin, semua suara, dan bayanganmu yang masih terlelap di pikiranku.


Satria, berbahagialah. Ciptakan lagi suara indahmu untuk perempuan Bandung-mu.


Malam ini, aku akan membuang semua cerita -keasrian dari kisah yang aku rangkai indah di kepalaku, dan aku biarkan kisah ini melebur bersama debur ombak.


Cerita kita usai, aku akan kembali pulang.


Biarlah kasihku mengalir pada derasnya hujan, menjadi dingin yang di hembuskan pilu, Karena cinta, tidak harus memiliki, bukan?


Celine Adinda atau bisa disapa Celine adalah nama penanya. Gadis yang saat ini menginjak usia 21 tahun telah mencintai dunia kepenulisan sejak dirinya masih duduk di sekolah dasar. Saat ini, ia kuliah Jurusan Sastra Inggris. Beberapa karyanya biasa di upload di platform digital seperti Twitter (X) dalam bentuk Alternative Universe (AU), dan platform Medium, juga sesekali ia menuang perasaannya ke dalam tulisan dengan bentuk beberapa bait kalimat, gadis ini aktif menulis cerita pendek ketika menemukan waktu senggangnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama