Tanggung Jawab Kampus sebagai Pusat Pendidikan: Menyelaraskan Infrastruktur dan Moral

Foto bersama Ichwan Soebadio Ketua Pembina Yayasan Citra Pramita Indonesia Tangerang, Rektor Universitas Pramita Indonesia, DR. Zalzulifa, M.Pd, Dosen dan Tim Redaksi Tabloid Pendidikan CAKRA Banten




Kabupaten Tangerang, cakrabanten.co.id,- Ketua Pembina Yayasan Citra Pramita Indonesia Tangerang (UNPRI), Ichwan Soebadio, mengamati dengan cermat kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Meskipun terdapat kemajuan yang signifikan dalam hal infrastruktur dan aspek intelektual, dia memperhatikan dengan kekhawatiran bahwa kemajuan tersebut tidak selaras dengan perkembangan moral dan spiritual generasi muda Indonesia.


Dari sudut pandang infrastruktur dan teknologi, Indonesia telah mencapai kemajuan yang membanggakan. Sarana pendidikan telah tersebar hingga ke pelosok desa, dan teknologi yang canggih telah mengubah cara kita mengakses dan mengelola informasi. Namun, ketika kita melihat lebih dalam, terdapat kesenjangan yang mengkhawatirkan dalam hal pendidikan moral dan spiritual.


Menurut Ichwan Soebadio, pendidikan moral dan spiritual di Indonesia mengalami kemunduran yang signifikan. Meskipun nilai-nilai seperti sikap santun, pengamalan ibadah, dan bakti kepada guru diajarkan di sekolah dan kampus, namun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan keluarga, jauh dari harapan.


Ichwan Soebadio percaya bahwa tanggung jawab untuk memastikan pendidikan moral dan spiritual terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah dan kampus, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama antara lembaga pendidikan dan orang tua. 


Kerjasama erat antara kedua belah pihak diperlukan untuk memastikan bahwa nilai-nilai yang diajarkan di sekolah tidak hanya menjadi bagian dari rutinitas harian di lingkungan sekolah, tetapi juga terbawa dalam interaksi sehari-hari di lingkungan keluarga.


Lebih lanjut, Ichwan Soebadio menyoroti pentingnya memantau praktik ibadah sehari-hari, seperti sholat, di antara siswa. Dia mencatat bahwa sedikit sekali siswa yang aktif berpartisipasi dalam jama’ah sholat, terutama pada sholat subuh dan isya di masjid atau mushola di masyarakat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa banyak siswa hanya melaksanakan ibadah saat dipantau oleh guru, sementara di lingkungan keluarga mereka kurang mendapat pemantauan.


Dalam konteks ini, kampus memiliki peran penting sebagai pusat pendidikan. Selain menyediakan pembelajaran akademis, kampus juga bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan moral dan spiritual siswa. Ini dapat dilakukan melalui pengembangan program-program ekstrakurikuler, seminar, dan kegiatan-kegiatan lain yang mempromosikan nilai-nilai moral dan spiritual.


Selain itu, kampus juga perlu bekerja sama dengan orang tua untuk memastikan bahwa pendidikan yang diterima oleh siswa terintegrasi secara menyeluruh dalam kehidupan mereka, baik di sekolah maupun di rumah.


Dengan kerjasama yang erat antara kampus dan orang tua, diharapkan bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya akan menciptakan generasi yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan moral dan spiritual yang kuat, yang akan membentuk fondasi yang kokoh bagi kemajuan bangsa di masa depan.


Didampingi Rektor Universitas Pramita Indonesia, DR. Zalzulifa, M.Pd, kepada Tim Redaksi Tabloid Pendidikan CAKRA Banten, di ruang tamu Rektor, Senin, 12 Februari 2024, Ketua Dewan Pembina Yayasan UNPRI, Ichwan Soebadio menegaskan kembali, dalam upaya mewujudkan visi sebuah sekolah yang berakhlak mulia.


Yayasan Citra Pramita Tangerang di bawah kepemimpinan Ketua Pembina, Ichwan Soebadio, menekankan pentingnya konsep pendidikan yang merangkul aspek ekonomi, budaya, adat, dan spiritual. 



Menurut Ichwan, hanya dengan fondasi yang kokoh dalam keempat dimensi tersebut, sebuah sekolah dapat benar-benar menjadi pilar pembentukan karakter dan kualitas generasi masa depan.


"Kami percaya bahwa untuk menciptakan sekolah berkualitas, kita harus memulai dengan fondasi yang kuat, yang tidak hanya mencakup aspek akademik, tetapi juga ekonomi, budaya, dan spiritual," ujar Ichwan.


Salah satu poin penting yang ditekankan oleh Soebadio adalah perlunya membangun ekonomi di lingkungan sekolah. Menurutnya, hal ini bisa dilakukan melalui gerakan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta praktek pemasaran dan penciptaan produk yang diajarkan sejak dini, baik di lingkungan kampus maupun di sekolah. 


Dengan demikian, para siswa tidak hanya belajar tentang teori ekonomi, tetapi juga mendapatkan pengalaman nyata dalam mengembangkan keterampilan bisnis dan berkontribusi pada ekonomi lokal.


"Sekolah bukan hanya tempat untuk mengejar prestasi akademik, tetapi juga tempat untuk mempersiapkan generasi muda menjadi individu yang mandiri secara ekonomi," tegas Ichwan.


Selain itu, Ichwan juga menyoroti pentingnya pendidikan moral yang kuat dalam membangun karakter anak-anak. Menurutnya, nilai-nilai seperti rasa hormat dan penghargaan terhadap orang tua harus ditanamkan sejak dini, sebelum anak bisa belajar untuk menghormati dan menghargai orang lain di sekitarnya.


"Kita tidak bisa berharap anak-anak menghormati orang lain jika mereka tidak belajar untuk menghormati orang tua mereka terlebih dahulu. Itulah mengapa pendidikan moral harus menjadi fokus utama dalam pendidikan," jelas Ichwan.




Tak kalah pentingnya, Ichwan juga menekankan perlunya pendidikan budaya bangsa yang kuat. Menurutnya, kampus dan sekolah memiliki peran besar dalam menanamkan nilai-nilai budaya yang telah dimiliki oleh leluhur bangsa Indonesia. Dengan memahami dan menghargai warisan budaya mereka, para siswa akan menjadi agen perubahan yang membawa kebanggaan dan identitas nasional.


"Dengan mengakar pada nilai-nilai budaya kita, kita tidak hanya menciptakan siswa yang pintar secara akademis, tetapi juga siswa yang memiliki kebanggaan akan identitas dan budaya bangsa mereka," tutup Ichwan.


Melalui pendekatan yang holistik ini, Yayasan Citra Pramita Indonesia di bawah kepemimpinan Ichwan Soebadio bertekad untuk menjadi pelopor dalam mewujudkan sekolah yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga membentuk karakter anak-anak yang tangguh, berintegritas, dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama