PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP REMAJA


Oleh: Shofiyah Ramadhani 
(Siswi SMK PGRI 31 Legok Kls 10 TKJ 1) 



cakrabanten.co.id, Tangerang,- Saat ini industri K-Pop atau Korean Pop sangat berkembang pesat, tidak hanya di Korea Selatan tapi juga menyebar secara luas ke banyak negara yang ada di dunia, termasuk Indonesia. Perkembangan industri K-Pop ini ditandai dengan banyaknya boy grup ataupun girl grup yang bermunculan selama beberapa tahun belakangan ini. 


Tak hanya itu, hal ini juga dapat dilihat dengan banyaknya produk-produk yang memakai para artis K-Pop tersebut untuk menjadi iklan ataupun brand ambassador produk mereka guna menarik perhatian para K-Pop fans untuk dapat membeli produk yang mereka jual. 


Teknologi tentunya memiliki peran penting dalam perkembangan budaya K-Pop tersebut. Semakin canggihnya teknologi dan alat-alat komunikasi, membuat para penggemar dapat dengan mudah mengakses informasi mengenai artis atau idol favorit mereka. Perkembangan budaya K-Pop ini juga lambat laun menghadirkan dampak negatif bagi para penggemarnya, khususnya anak-anak remaja yang banyak mengidolakan artis-artis Kpop tersebut. 


Dampak negatif tersebut meliputi gaya berpakaian yang cenderung kurang pantas, munculnya sikap atau perilaku konsumtif, dan membuat penggemarnya memiliki rasa kecintaan atau kesukaan yang berlebihan terhadap idola mereka.


Saat ini gaya berpakaian yang menyerupai artis atau idol Korea, kerap menjadi trend baru yang tentunya sangat disukai oleh remaja-remaja yang ada di Indonesia. Hal dikarenakan outif-outfit yang mereka gunakan cenderung simple, unik, namun masih memberikan kesan mewah yang membuat remaja-remaja menjadi tertarik untuk memakai baju serupa yang dipakai oleh idola mereka. Namun terkadang mereka tidak menyadari bahwa ada beberapa outfit bertema Korean look yang terkadang tidak sesuai dengan adat istiadat dan norma-norma yang ada di Indoneisa. 


Hal ini karena beberapa outif bertema Korean look cenderung terbuka dan memperlihatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang seharusnya tidak diperlihatkan. Namun tetap saja banyak remaja-remaja yang cenderung senang mengikuti gaya berpakaian artis korea tersebut, karena oufit dengan tema Korean look tersebut sangat mudah ditemukan baik itu di toko baju, e-comerence, ataupun lewat media sosial. 


suara.com


Referensi outfit yang menyerupai artis Koreapun dapat dengan mudah diakses oleh para penggemar lewat media sosial yang mereka punya seperti tiktok, Instagram, dan twitter.


Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa. Sifat-sifat remaja sebagian sudah tidak menunjukkan sifat-sifat masa kanak-kanaknya, tetapi juga belum menunjukkan sifat-sifat sebagai orang dewasa. Pada masa remaja pergaulan dan interaksi sosial dengan teman sebaya bertambah luas dan kompleks, dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya termasuk pergaulan dengan lawan jenis. 


Remaja mencari bantuan emosional dalam kelompoknya. Salah satu sikap yang sering ditampilkan para remaja dalam kelompok adalah konformitas, yaitu selalu ingin sama dengan anggota kelompok yang lain. 


Dampak negatif yang berikutnya adalah dapat membuat penggemarnya, khususnya kaum remaja menjadi pribadi yang memiliki sikap atau perilaku konsumtif. Karena kecintaan mereka terhadap idola membuat mereka rela mengeluarkan cukup banyak uang, hanya untuk membeli merchandise yang dikeluarkan oleh idol atau artis favorit mereka. Merchandise tersebut dapat berupa album, light stick, photo chard, poster, dan lain-lain. 


Para penggemar juga rela mengeluarkan banyak uang untuk dapat memiliki barang yang sama dengan barang yang digunakan oleh idola, harganya bisa mencapai jutaan rupiah. 


Para K-Pop fans juga tidak segan-segan untuk mengeluarkan banyak uang untuk bisa mengikuti konser atau fanmeeting yang digelar oleh idola mereka, yang terkandang memiliki harga tiket yang cukup fantastis. 


Tak hanya itu, mereka juga rela untuk mengeluarkan uang lebih hanya untuk membeli produk yang diiklankan oleh idola, contohnya seperti BTS meal yang merupakan kolaborasi antara BTS dan Mcdonald's, tas ‘hobo belted ITZY Gabine’ yang merupakan kolaborasi antara Itzy dan Charles & Keith, dan Samsung A80 Blackpink edition yang merupakan kolaborasi antara Blackpink dan Samsung. 


K-Pop merupakan sebuah paket lengkap yang tidak hanya berisikan music dan lirik lagu, akan tetapi terdapat juga koreografi, video music, penampilan di atas panggung, foto dan video konsep, fashion, variety show, game online, live streams, serta komunikasi antara artis dan penggemar yang terjalin baik melalui media sosial.


Teknologi yang telah berkembang sekarang pun menjadi pendukung bagi penggemar kpop untuk menikmati karya karya kpop, seperti sudah adanya translate yang dapat mengartikan Bahasa Korea ke Bahasa Indonesia sehingga sudah tidak ada hambatan lagi bagi penggemar kpop untuk menikmati lagu lagu kpop. 


Para penggemar Kpop saat ini banyak digandrungi remaja, remaja memilih Kpop sebagai pengalihan isu dari stress dan depresi yang dialaminya. Mereka memilih untuk menonton dan mendengarkan music Kpop untuk melupakan sejenak masalah yang tengah dihadapi, mengisi waktu luang serta untuk mendapatkan hiburan. Sehingga kpop secara tidak langsung dapat menjadi salah satu upaya dalam menjaga kesehatan mental.


Bagaikan air dan api, Kpop yang dianggap sebagai upaya menjaga kesehatan mental juga dapat berdampak negative kepada remaja, pada artikel ini akan mengeksplorasi pengaruh kpop terhadap kesehatan mental remaja, mengidentifikasi aspek positif dan potensi dampak negatif yang dapat muncul.


Dampak Positif  dapat membantu remaja merasa terhubung dengan sesame penggemar di seluruh dunia, menciptakan komunitas yang dapat memberikan dukungan dan rasa identitas. Kpop mempromosikan ekspresi diri dan kreativitas. 


suara.com
Gaya K-Pop atau Korean Pop yang telah menjadi idola banyak remaja Indonesia


Remaja mungkin menemukan inspirasi dalam seni, tarian, dan gaya berpakaian yang dapat membantu , mereka mengembangkan identitas mereka.
Mengagumi idola kpop memberikan pelajaran tentang dedikasi, kerja keras, dan tekad. Hal ini dapat memberikan motivasi positif kepada remaja untuk mengejar Impian mereka.


Dampak negatif gambaran tubuh idola Kpop yang ideal dapat memberikan tekanan tambahan pada remaja untuk mencapai standar kecantikan tertentu, yang dapat berdampak negative pada citra tubuh dan kepercayaan diri mereka.
Kpop seringkali dihubungkan dengan intensitas media sosial. Remaja yang terlalu terlibat dalam dunia daring ini mungkin mengalami stress dan kecemasan social. 


Perbandingan dengan idola atau penggemar lain bisa menimbulkan tekanan kompetitif yang tidak sehat dan rasa rendah diri jika remaja tidak memenuhi standar tertentu. Kecenderungan untuk meniru gaya hidup dan berpenampilan idola kpop dapat menyebabkan remaja kehilangan identitas mereka sendiri.


Dari dampak negatif di atas tentunya kita harus memiliki upaya untuk menghindari dampak negatif dari kpop itu sendiri. Berikut tips mengatasi dampak negatif Kpop.


Menyediakan pendidikan Kesehatan mental untuk remaja, membantu mereka memahami dampak media dan tren budaya terhadap Kesehatan mental mereka.


Mendorong kampanye positivitas tubuh dan kepercayaan diri untuk mengatasi tekanan citra tubuh ideal yang mungkin muncul Memberikan pemahaman tentang pentingnya batasan dalam menggunakan media sosial untuk mencegah stress dan kecemasan yang dapat timbul dari perbandingan sosial.


Memotivasi remaja untuk merayakan keberagaman dan keunikan mereka sendiri, serta memahami bahwa setiap individu berhak untuk diterima apa adanya.


Meskipun kpop membawa dampak positif dalam menginspirasi dan menghibur remaja, sangat penting untuk memahami tantangan yang mungkin timbul, terutama terkait dengan kesehatan mental. 


Kesadaran dan dukungan yang tepat, Kpop dapat terus menjadi sumber inspirasi dan kegembiraan bagi remaja tanpa mengorbankan kesehatan mental mereka.
Dampak negatif yang terakhir, munculnya rasa kecintaan atau kesukaan yang berlebihan terhadap idola mereka. Rasa kecintaan atau kesukaan yang berlebihan tersebut, membuat penggemarnya khususnya anak-anak remaja menjadi fans yang cenderung fanatik dan selalu ingin meniru atau mengikuti hal ataupun kegiatan yang dilakukan oleh idola mereka.  Terkadang hal-hal tersebut tidak sesuai dengan norma ataupun adat istiadat yang ada di Indonesia. 


Kecintaan atau kesukaan yang berlebihan tersebut juga membuat para penggemarnya menjadi pribadi yang denial dan selalu membela idola mereka secara berlebihan, sekalipun apa yang akan dilakukan oleh idola adalah hal yang salah.  Seakan-akan selalu mewajarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh idola mereka. Terkadang menggap bahwa idola mereka adalah hak mereka sepenuhnya, hal ini membuat merek cenderung suka apabila ada orang lain yang juga menyukai idola mereka. Dalam dunia K-Pop mereka dapat disebut dengan pengaut “Bias is Mine.”


Dapat disimpulkan segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Mengagumi dan menyukai karya ataupun seseorang, terkhusus idola, merupakan hal yang wajar dialami. Tetapi kekaguman tersebut harus dibatasi dan tidak terlalu berlebihan. Menyukai Kpop merupakan hal yang sah-sah saja, namun jangan melupakan bahwa kita adalah masyarakat Indonesia. 


Kita juga harus berperan dalam pengembangan budaya kita sendiri agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman dan globalisasi saat ini. (Salah satu karya tulis terbaik ujian praktek).  


Menyukai sesuatu hal bukanlah hal yang dilarang, namun ada hal-hal yang harus diperhatikan 
sehingga tidak menimbulkan dampak buruk bagi diri sendiri, maupun orang lain.

"Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti mengajarkan"



Referensi :
BERNAS.id
Ilustrasi - Grup idola GOT the beat. (twitter.com/GirlsOnTop_SM)

Editor : Edi Kusmaya 
(Pimred Cakra Banten)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama