Penutupan Pengajian Persaudaraan Warga Blok A Perum Guru PKGC



Kab. Tangerang, CAKRA Banten- Pengajian warga merupakan kegiatan yang lazim dijumpai di berbagai komunitas Muslim di seluruh dunia. Tak hanya sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan pengetahuan agama, pengajian warga juga memiliki banyak manfaat lainnya yang tidak boleh diabaikan. Di antara manfaat utamanya adalah sebagai ajang bersilaturahmi yang mempererat hubungan antarwarga, serta sebagai wadah untuk meningkatkan disiplin dalam membaca Al-Qur'an, dengan setidaknya membaca Surah Yasin secara berjamaah.


Tokoh masyarakat Blok A Perum Guru PKGC, Ds. Pasanggrahan, Joko Widodo Pamungkas dalam sambutan pembukanya mengatakan, pengajian warga menjadi momentum emas untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga dalam suatu komunitas. Melalui kegiatan ini, warga bisa saling mengenal satu sama lain, berbagi cerita, dan saling memberikan dukungan moral. Terjalinnya silaturahmi yang erat di antara sesama warga akan menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh kasih sayang.


Ditambahkan Pamungkas, selain meningkatkan keakraban di antara warga, pengajian warga juga memberikan kesempatan untuk memperdalam pengetahuan agama. Diskusi-diskusi yang digelar selama pengajian, baik itu terkait dengan tafsir Al-Qur'an, hadis, atau masalah-masalah keagamaan lainnya, akan membantu warga untuk lebih memahami ajaran Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.


Sebelum pengajian dimulai, Juru Warta CAKRA Banten meminta statemen kepada senior wagra Blok A Perum Guru PKGC tersebut, Ia menambahjkan, salah satu kegiatan yang biasa dilakukan dalam pengajian warga adalah membaca Al-Qur'an secara berjamaah. Hal ini menjadi kesempatan yang baik untuk menguatkan disiplin dalam membaca kitab suci umat Islam.


Terlebih lagi, ketika diwajibkan minimal membaca Surah Yasin, hal ini dapat menjadi dorongan ekstra bagi setiap peserta pengajian untuk menjadikan membaca Al-Qur'an sebagai kebiasaan yang teratur dalam kehidupan sehari-hari.


Sementara Aung Purnomo, salah seorang jamaah pengajian, warga Blok A menyampaikan, pengajian warga juga berperan penting dalam membentuk karakter dan akhlak mulia pada setiap individu yang terlibat. 


Melalui pengajaran agama dan interaksi sosial yang terjalin di dalamnya, peserta pengajian diajak untuk menjadi pribadi yang lebih baik, bertanggung jawab, dan berakhlak terpuji sesuai dengan ajaran Islam.


Agung Purnomo, Warga Blok A Perum Guru PKGC Kelahiran Lampung Selatan tersebut menambahkan, dengan terjalinnya hubungan yang kuat di antara warga melalui pengajian, komunitas tersebut akan menjadi lebih solid dan berdaya. Komunitas yang berdaya mampu bersama-sama mengatasi berbagai masalah yang dihadapi, baik itu masalah sosial, ekonomi, maupun spiritual.


Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengajian warga memiliki banyak manfaat yang tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan, tetapi juga mencakup aspek sosial dan kebersamaan. Melalui pengajian warga, setiap individu diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dalam bingkai nilai-nilai Islam yang luhur.




“Pada hari yang penuh makna, kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi semua yang telah hadir dalam acara penutupan pengajian persaudaraan warga Blok A Perum Guru PKGC. Acara yang kami selenggarakan bersamaan dengan peringatan haul 1.000 hari mendiang Rudi Santoso bin Sarjono, yang telah genap satu tahun meninggalkan kita,” demikain disampaikan Ust. Ropiudin sebelum memulai pembacaan Yaasin dan tahlil.


Pengajian ini dipimpin dengan penuh hikmah oleh Ustadz Uus Supriadi, S.Pd.I dari Cisoka, Tangerang, selepas waktu isya, sedangkan pembacaan Yaasin, tahlil hadorot dan do’a dimulai selepas sholat Maghrib. Kepada para jama’ah yang hadir Ust. Uus dengan penuh keikhlasan telah menyampaikan beragam materi yang sangat bermanfaat bagi kita semua, terutama menjelang datangnya bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah.


Salah satu kajian yang sangat menggugah dalam pengajian ini adalah tentang Hukum Niat, yang terbagi menjadi tujuh aspek yang penting untuk kita pahami dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari di antaranya; 
Pertama, Hakikat (Essence): Niat harus didasari oleh keikhlasan yang tulus, yang menggerakkan kita untuk melakukan perbuatan yang baik.


Kedua, Hukum Sunnah dan Wajib (Rulings): Niat merupakan bagian dari ibadah yang sunah dan wajib, oleh karena itu, kita harus memperhatikan pelaksanaannya dengan sungguh-sungguh.


Ke tiga, Mahalun, tempatnya niat (Place): Niat sejatinya berada di hati, tempat yang paling suci dan tersembunyi dalam diri kita.


Keempat, Zamanun (Time): Waktu niat juga memiliki peran penting, karena kesungguhan dan keikhlasan dalam berbuat baik harus dimulai dari saat sekarang.


Kelima, Kaipiyatun (Difference): Pentingnya membedakan antara ibadah yang sungguh-sungguh dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan tradisi atau kebiasaan yang mungkin serupa, namun memiliki tujuan yang berbeda.


Keenam, Syartun (Conditions): Syarat-syarat niat, seperti berpegang teguh pada ajaran Islam dan bertujuan untuk melakukan kebaikan, harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh.


Ketujuh, Maksudun hasan (Good Intentions): Niat yang baik akan menghasilkan perbuatan yang baik pula. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu memperbaiki niat dan tujuan kita dalam melakukan segala sesuatu.


Dalam mengenang 1.000 hari kepergian saudara kita, Rudi Santoso bin Sarjono, mari kita juga mengambil hikmah dari pengajian ini untuk senantiasa memperbaiki niat dan amal ibadah kita. Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita dan mengampuni segala dosa-dosa kita. Aamiin. (Awn)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama