TIPS MENULIS BERITA BAGI PEMULA

 

(Bahan Materi Bimbingan Teknis & Pelatihan Menulis) 



Oleh : Drs. Edi Kusmaya 

(Pemred Cakra Banten)



cakrabanten.co.id, Tangerang,- Menulis lebih didasarkan apa sesuatu yang terjadi, real berupa fakta dan data. Sedangkan mengarang lebih cenderung pada hal-hal yang bersifat fiksi. Karena menulis lebih didasarkan pada hal-hal factual pada kehidupan, maka akan lebih muda untuk diwujudkan dalam bentuk kalimat.



Banyak ragam tulisan sebagai karya jurnalistik non fiksi, antara lain ; Berita, Profil, Tajuk, Kolom, Opini, Artikel,  dan Feature (tulisan khas). Bisa juga perpaduan diantara jenis tulisan tersebut. Walaupun ada hal yang harus menjadi acuan pokok khususnya berita. Karena berita, hanya menyampaikan fakta, data dan informasi. Dihindari unsur opini dari penulis, namun tidak jadi masalah jika pendapat dari nara sumber. Karena dalam berita, harus dihindari opini penulis yang akan bersifat subjektif. Kesimpulan atau poin dari sebuah berita ada di tangan pembaca. Jadi berita tidak boleh campur dengan opini penulis.



Dalam kesempatan ini kita akan coba bahas sepurtar menulis berita. Jenis tulisan berita, bisa dipandang sebagai dasar menulis. Sebelum mencoba pada jenis tulisan yang lebih mendalam seperti Profil, Tajuk, Kolom, Artikel, Opini dan Feature. 



RUMUS 


5W+1H rumus umum cara penulisan berita, berisi inti-inti penyusun berita atau cerita tersebut. 5W+1H sendiri diambil dari kata-kata tanya dalam bahas Inggris seperti, What, Who, When, Why, Where, dan How. Dalam bahasa Indonesia kata-kata tanya tersebut adalah Apa, Siapa, Kapan, Mengapa, Dimana, dan Bagaimana.



Dari mulai menulis berita ? Ibarat kita akan membuat sebuah bangunan, maka diperlukan bahan-bahan tulisan untuk bisa menjawab rumus2 tersebut di atas. Bahan tersebut berupa fakta, kejadian, informasi dan keterangan dari hasil observasi dan atau keterangan (bisa berupa ucapan) dari subjek atau nara sumber. 



Misalkan kita buat berita tentang Bimbingan Teknis & Pelatihan Menulis ; maka kita kumpulkan data dan informasi sekitar kegiatan tersebut. Siapa saja penyelenggaranya, siapa peserta kegiatannya, apa latar belakang peserta, dimana diselengarakannya, berapa lama kegiatannya, apa yang mendasari kegiatan tersebut diselenggarakan, siapa saja pematerinya, apa pokok materi yang disampaikan masing-masing nara sumber. Bagaimana kegiatan tersebut berlangsung, Adakah hal-hal unik dalam penyelenggaraan. Bagaimana antusias peserta, dalam diskusi dan latihan. Apakah ada kesepakatan dan tindak lanjutnya. Seperti apa rencana ke depannya, adakah hal-hal inovasi baru yang dihasilkan dan atau yang akan dikembangkan ke depan. Dst dst dst. 


Setelah fakta, data dan informasi diperoleh. Kemudian disusun dalam rakaian kata, kalimat dan paragrap. Setiap paragrap sebaiknya hanya menjabarkan satu sub topic. Agar jelas bagi penulis dan pembaca. Gunakan kalimat kata dan kalimat baku dan sederhana. Upayakan satu kalimat tidak terlalu panjang, agar tidak mengaburkan tema. Perhatikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), dari mulai cara menulis hurup besar (capital), tanda sambung, awalan, imbuhan, akhiran serta tanda baca. 



Kemudian muncul pertanyaan, darimana memulainya menulis berita? Tidak ada aturan harus darimana memulai tulisan. Jawabnya, dari yang ingin menjadi sorotan. Bisa juga dari hal yang paling menarik atau penting bagi pembaca. Baru kepada hal-hal lain yang dianggap sebagai pelengkap berita. Karena struktur berita harus seperti pyramid terbalik. Berbeda dengan jenis tulisan lain, biasanya seperti dang-dang. Artinya dalam berita, di awal harus sesuatu yang dianggap paling urgen kemudian menyusul pada fakta dan informasi penunjang. 



Pertanyaan lain, bagaimana dengan judul. Apakah harus dirumuskan terlebih dahulu, atau bisa setelah tulisan jadi. Bagaimana pula harusnya membuat judul berita. 



Satu hal yang pasti judul ibarat nama atau identitas. Pertama yang dibaca pasti judul. Maka pada pandangan pertama itulah seseorang akan tertarik atau tidak untuk melanjutkan membaca. Ketetarikan tersebut memang setiap orang akan berbeda-beda. Namun yang pasti judul harus dirumuskan secara menarik, simple dan menggoda. Kalau perlu bombastis atau judul yang sexy. Ada juga membuat judul yang nyeleneh bahkan kontroversi. 



ATM 


Bagaima cara belajar membuat berita, yang paling gampang menggunakan rumus ATM (Analisis Tiru Modivikasi).



Ya. Pendeknya tiru aja conto yang sudah ada. Bisa cari berita di social media, atau di media cetak. Tinggal ganti materinya. Tentu mencontonya bukan berarti menjiplak secara utuh. Ada unsur ketiga, modifikasi. Bagian ini sebagai pembeda, bisa dibilang bumbu kreasi dari penulis. 



Lakukan itu berkali-kali, Insya Allah pada akhirnya akan bisa. Karena menulis, bukan pesoalan bakat – tapi lebih bersifat latihan. Sama dengan keterampilan lainnya. Seperti kata pepatah, “Ala bisa karena biasa”. Jadi dapat disimpulkan semua orang bisa menulis. Mampu menulis, tidak harus jadi profesi sebagai penulis. 



Selamat menyimak dan mencoba. Karena hanya dengan berlatih, kemampuan (skill) menulis dan keterampilan apapun bisa kita kuasai.



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama