Hari Ke-7 Tangerang Gemilang Book Fair 2024: Menyemai Budaya Literasi di Tengah Perubahan Teknologi

Siti Hajar Yuliana
Warga Kabupaten Tangerang 



Kab. Tangerang, CAKRA Banten- Dalam era digital yang semakin mengglobal, kebiasaan membaca buku cetak mungkin terasa seperti nostalgia dari masa lalu. Namun, penting untuk diingat bahwa kehadiran buku cetak masih memiliki nilai yang tak tergantikan dalam pembentukan pikiran dan pengembangan kreativitas. Dengan demikian, peran pemerintah dalam mendukung aksesibilitas terhadap buku cetak melalui toko wisata baca menjadi semakin vital.



Membaca buku cetak memiliki manfaat yang tak ternilai. Pertama-tama, ini adalah cara yang efektif untuk memperluas wawasan dan pengetahuan. Dalam buku-buku, terdapat beragam topik yang dapat membuka pikiran kita terhadap dunia yang lebih luas, mulai dari sejarah, sains, hingga sastra. Selain itu, membaca buku cetak juga membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi dan pemahaman, karena melibatkan proses membaca yang lebih mendalam daripada membaca konten digital yang seringkali sifatnya sekilas.



Selain manfaat pribadi, membaca buku cetak juga penting untuk mempromosikan budaya literasi yang kuat dalam masyarakat. Dengan membaca, individu dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis yang sangat penting dalam mengevaluasi informasi dan membuat keputusan yang bijaksana.



Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan dominasi gadget dalam kehidupan sehari-hari, semakin penting bagi masyarakat, terutama orang tua, untuk memperhatikan kebutuhan literasi anak-anak mereka. Hal ini menjadi fokus utama dalam kegiatan Tangerang Gemilang Book Fair 2024 yang diselenggarakan sejak tanggal 16 April hingga 16 Juni 2024.



Ayu Rusmanti



Ayu Rusmanti (33 tahun), seorang ibu dari Tangerang, menyatakan apresiasinya terhadap kegiatan Pameran Buku yang diprakarsai Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kab. Tangerang tersebut. Baginya, momen libur lebaran adalah waktu yang tepat untuk mengarahkan anak-anak agar lebih terbiasa dengan membaca buku daripada menghabiskan waktu berlama-lama di depan layar gadget. "Kegiatan Tangerang Gemilang Book Fair sangat bagus di selenggarakan, terlebih di hari lebaran, selain orang tua dan anak memiliki waktu yang senggang, karena masa libur kerja dan sekolah, juga bisa mengurangi waktu anak untuk selalu bermain smartphone yang kian hari kian ketergantungan dengan guged," ungkap Ayu.



Namun, Ayu juga sadar bahwa kemajuan teknologi tidak bisa dibendung, sehingga pengawasan yang tepat dari orang tua menjadi kunci. Dia menyarankan agar orang tua memberikan arahan yang cukup serta mengendalikan penggunaan smartphone anak agar tetap bisa melakukan aktivitas positif lainnya seperti membaca, belajar, dan berbagai kegiatan kreatif lainnya.



Hafizan Ananta bersama ibunya
Ayu Rusmanti



Sementara itu, Hafizan Ananta (6 tahun) wisatawan bocil dari TK Nurul Husna, Graha Lestari, Tangerang, mengaku, meskipun belum lancar membaca, tetapi ia menunjukkan minat yang besar terhadap buku. "Saya senang melihat-lihat buku baru yang masih baru-baru dan bagus-bagus, karena saya belum lancar membaca, cukup senang dengan melihat cover-covernya," ungkap Hafizan dengan percaya diri.



Tidak hanya anak-anak, remaja seperti Putri (23 tahun) seorang mahasiswi di salah satgu pergurun tinggi di Bandung yang tinggal di Serang juga mengapresiasi kegiatan ini. Baginya, pameran buku seperti ini sangat membantu dalam mendukung pembelajaran di kampus. "Saya tertarik untuk mencari buku-buku yang berkaitan dengan mata pelajaran yang kami pelajari di kampus, selain buku-buku fiksi seperti novel-novel remaja, cerita pendek, atau genre lain seperti fantasi, romansa, petualangan, dan sebagainya," tutur Putri.



Bunga (18 Tahun) pelajar kelas XII 
di salah satu SMK di Serang



Hidupkan Kembali Toko Buku


Bersama dengan Putri, seorang remaja cantik, Bunga (18 Tahun) pelajar kelas XII di salah satu SMK di Serang juga merasa senang bisa hadir di Tangerang Gemilang Book Fair 2024, bisa melihat-lihat buku yang baru juga buku-buku lawas, Ia berharap kegiatan serupa akan meluas ke pusat-pusat perbelanjaan lainnya, sehingga toko-toko buku yang saat ini mulai ditinggalkan generai muda bisa ramai kembali, Ia juga berharap pihak sekolah bisa menyelenggarakan lomba menulis dan lomba bedah buku, guna meningkatkan minat baca di kalangan pelajar, harap Bunga.



"Saya berharap lebih banyak acara seperti ini, di mana bukan hanya buku-buku baru yang dipamerkan, tetapi juga buku-buku lawas yang memiliki nilai historis," ucap Bunga, sembari mengamati sebuah rak berisi koleksi klasik sastra. "Kehadiran toko buku harus dihidupkan kembali, bukan hanya sebagai tempat untuk membeli buku, tetapi juga sebagai tempat untuk merayakan kekayaan pengetahuan," ucapnya.



Pemikiran Bunga mencerminkan kepeduliannya terhadap masa depan literasi di Indonesia. Ia mengharapkan agar generasi muda bisa kembali tertarik pada buku-buku, bukan hanya terpaku pada layar gadget mereka. Dalam benaknya, ia membayangkan sebuah masa depan di mana toko-toko buku yang kini sepi akan kembali ramai oleh kehadiran anak-anak muda yang ingin memenuhi dahaga pengetahuan mereka.



Namun, harapannya tak berhenti hanya pada keberadaan toko buku. Bunga juga berharap agar pihak sekolah bisa menyelenggarakan beragam kegiatan literasi, seperti lomba menulis dan lomba bedah buku. Menurutnya, inilah cara yang efektif untuk meningkatkan minat baca di kalangan pelajar.



"Saya ingin melihat lebih banyak pelajar seperti saya yang terlibat dalam kegiatan literasi. Lomba menulis dan bedah buku bukan hanya tentang memenangkan hadiah, tetapi juga tentang memperluas wawasan dan keterampilan berpikir," tuturnya dengan penuh semangat.



Melalui suaranya yang lugas, Bunga mengajak semua pihak untuk bersama-sama memperjuangkan dunia literasi yang lebih gemilang. Baginya, setiap langkah kecil yang diambil dapat menjadi batu loncatan bagi kemajuan literasi di Tanah Air. Dengan harapan yang ia bawa, Bunga berjalan keluar dari Tangerang Gemilang Book Fair, menyisakan jejak semangat untuk menerangi jalan bagi masa depan literasi Indonesia.



Kegiatan Tangerang Gemilang Book Fair juga mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Siti Hajar Yuliana (29 tahun), salah seorang penjaga stan di pameran buku tersebut, mengungkapkan bahwa pada hari ke tujuh pameran, sudah terjadi lebih dari 500 transaksi pembelian buku dari berbagai jenis. "Mari masyarakat Tangerang dan sekitarnya, jangan lewatkan kesempatan menarik ini, dapatkan buku-buku bagus dan murah, spesial lebaran dan liburan, harga diskon 80%, dan berbagai jenis perlombaan dan hiburan keluarga di pusat kota Tangerang," ajak Yuliana.



Rusdi (23 tahun), seorang penata buku di stand pameran, juga merasakan kebahagiaan tersendiri dalam menjalani pekerjaannya. "Senang bekerja pada Kegiatan Tangerang Gemilang Book Fair, karena selain berkesempatan membaca berbagai jenis buku baru dan lama yang dipamerkan, menata kembali rak-rak buku yang telah diacak-acak oleh pengunjung menjadi kebahagiaan tersendiri," ujar Rusdi.



Dengan demikian, Tangerang Gemilang Book Fair 2024 tidak hanya menjadi tempat untuk membeli buku, tetapi juga menjadi ajang untuk menumbuhkan minat baca pada anak-anak dan remaja serta menyemai budaya literasi di tengah-tengah masyarakat yang semakin terpengaruh oleh kemajuan teknologi. (Awn) 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama