Mengurai Kekusutan Persaudaraan: Makna Mendalam di Balik Halal Bihalal



Kab. Tangerang, CAKRA Banten-Halal bihalal, istilah yang mungkin terdengar asing di telinga banyak orang di luar Indonesia, namun memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat muslim Indonesia. Meskipun tidak ditemukan dalam kamus bahasa Arab, istilah ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan tradisi lebaran di tanah air. Lebih dari sekadar pertemuan keluarga, halal bihalal memuat pesan damai, maaf-memaafkan, dan memperkuat hubungan persaudaraan.



Dalam setiap detiknya, manusia terjalin dalam jaringan hubungan kompleks. Ada saatnya hubungan ini merenggang, tersangkut dalam kesalahpahaman atau pertikaian kecil. Halal bihalal hadir sebagai jalan keluar dari kekusutan ini. Sebagai sebuah media, ia mengajarkan untuk memperbaiki hubungan yang renggang dengan memaafkan dan meminta maaf. Pesan yang disampaikan oleh Ust. Uus Supriadi, S.Pd.I, pada acara Halal Bihalan Forum Persaudaraan Warga Blok A, Perum Guru PKGC, memberikan cahaya akan keutamaan dari tradisi ini.



Dalam balutan makna bahasa Arab, halal bihalal mengandung esensi dari kata halla-yahallu-hallan yang berarti terurai atau terlepas. Dengan demikian, tradisi ini menjadi simbol pembebasan dari belenggu-benggu perselisihan dan ketidaksetujuan. Adalah momen setelah Idul Fitri, ketika hati telah dipurnakan dari kesucian puasa, menjadi saat yang tepat untuk memulai lembaran baru dalam hubungan sesama.



Namun, halal bihalal tidak hanya tentang memaafkan dan meminta maaf. Lebih dari itu, ia membawa pesan tentang pentingnya menjaga silaturahmi. Dalam sabda Rasulullah SAW, disampaikan bahwa bahkan sebelum memberikan khutbah saat sholat Idul Fitri, Rasulullah SAW mengucap Aamin sebanyak tiga kali. Ini adalah doa untuk umatnya agar Allah tidak menerima amal ibadah mereka jika masih terdapat kesalahan terhadap orang tua, pasangan, atau kerabat yang belum dimaafkan.




Pesan yang disampaikan Ust. Uus kepada jamaah hadirin juga mempertegas pentingnya hubungan silaturahmi. Di balik langkah-langkah sederhana ini terdapat berkah yang melimpah dari Allah SWT. Betapa tidak, menjaga hubungan baik dengan sesama adalah manifestasi cinta kepada-Nya yang Maha Pengasih dan penyayang.



Halal bihalal, dengan seluruh makna dan pesan yang terkandung di dalamnya, juga memberikan pelajaran berharga tentang kebahagiaan sejati. Bersyahadat kepada Allah, bersolawat kepada Rasulullah SAW, dan berbakti kepada orang tua adalah kunci yang disampaikan Ust. Uus untuk meraih hidup bahagia di dunia dan akhirat.



Sebagai masyarakat yang menghargai tradisi dan kearifan lokal, halal bihalal menjadi lebih dari sekadar seremoni rutin. Ia adalah cerminan dari nilai-nilai luhur yang ingin dijunjung tinggi. Dengan memahami makna yang terkandung di dalamnya, kita tidak hanya merayakan lebaran dengan kenyang perut, tetapi juga dengan hati yang lapang dan penuh kasih sayang.



Dalam setiap gelombang takdir kehidupan, mari kita bersama-sama menguraikan kekusutan hubungan persaudaraan, melalui tradisi yang sarat makna ini, dan memperkuat ikatan kasih sayang di antara kita semua. Sesungguhnya, dalam kebersamaan itulah kebahagiaan sejati ditemukan.(Awn)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama