Catatan Perjalanan Hari Ini: “Dunia Pendidikan itu memang Indah”


Oleh : Zulfikri Anas 

(PLT kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajan Kemendikbud)



cakrabanten.co.id, Tangerang,- “Demi waktu, kita dalam keadaan merugi, kecuali bagi orang-orang yang memanfaatkan waktu untuk senantiasa menebar kebaikan, tanpa berpikir panjang tentang apa keuntungan yang akan didapatkan dari kebaikan yang dia tebar. “Berbuat baik, janganlah ditunda-tunda”, demikian penggalan syair lagu Bimbo. Entah kenapa, keinginan untuk menunda-nunda sesuatu seringkali muncul dalam dalam benak kita. Apalagi jika menurut kita hal itu tidak begitu penting, atau ketika hal itu dianggap merepotkan, dan membuang waktu. “Ah, “nanti sajalah, tak perlu buru-buru, toh gunung takkan lari bila dikejar, dan esokpun masih ada”. Apakah memang ada hal yang tidak penting yang terjadi di sepanjang perjalanan hidup kita?”.



Memang, gunung itu takkan pernah lari bila dikejar, dan esokpun akan masih ada. Namun waktu takkan pernah bisa menunggu walau seperseribu detik sekalipun. Menunda sesuatu berarti kita memaksa waktu untuk berhenti, memaksa waktu melawan kodratnya, perbuatan mustahil dan sia-sia. Tiap detik waktu adalah keberkahan dan kebahagiaan karena sesungguhnya Allah telah menebar keberkahan dan kebahagiaan di setiap detik waktu dan di sepanjang perjalanan hidup kita. Semua bergantung bagaimana cara kita menghadapi dan menjalaninya.



Apalagi jika itu berkaitan kepentingan murid kita. Jangankan menolak, menunda pertemuan dengan murid yang butuh pendampingan kita, sama artinya menolak atau menunda keberkahan dan kebahagiaan, karena kita telah menolak atau menunda sesuatu yang telah diputuskan-Nya.



Setiap pertemuan antar manusia, dengan siapapun, di manapun, kapanpun, apapun alasannya,



Semua itu terjadi karena keputusan Allah, tidak ada campur tangan kita manusia. Dan kita yakin se-yakin-yakinnya bahwa kepututsan Allah itu tidak yang keliru, dan Allah juga tidak pernah menunda keputusan-Nya. Kitapun yakin bahwa setiap keputusan-Nya adalah keberkahan dan kebahagian bagi hamba-Nya. Di balik setiap peristiwa yang terjadi, selalu ada tanda-tanda kebesaran dan kecintaan Allah bagi hamba-Nya yang berpikir. 



Dia-lah yang telah menghitung se-teliti-telitinya, dan tiada satupun kesia-siaan bagi-Nya, termasuk pertemuan seorang guru dengan murid yang paling menjengkelkan atau yang paling merepotkan, atau paling menyebalkan. Semua hal.yang terjadi pada murid, dan semua kerumitan persoalan yang mereka hadapi adalah rangkaian peristiwa yang bercerita tentang indahnya dunia pendidikan, yaitu dunia yang membuka jalan bagi setiap insan untuk mengenali jati dirinya sebagai manusia, makhluk paling mulia, khalifah di muka bumi.... 



Dan berbahagialah orang-orang yang mampu menemukan keindahan itu dalam dunia pendidikan. Semua keindahan yang tiada tara itu muncul dari berbagai kerumitan persoalan murid-muridnya. Semua itu menjadi bukti nyata bahwa dia masuk kedunia yang penuh keindahan itu dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa. Baginya kecintaan kepada murid yang paling menjengkelkan itu melebihi segala-galanya. Panggilan hati mereka yang senantiasa merindukan keberkahan dan kebahagiaan lahir dan bathin, dunia dan akhirat.



Semoga kita termasuk orang yang tidak kuasa menahan keinginan dan kerinduan untuk segera bertemu dengan murid yang menyebalkan, menjengkelkan itu. Menunda, apalagi menolak untuk bertemu dengan mereka, sama artinya menunda atau menolak keberkahaan dan kemuliaan yang menaungi profesi guru. 



Kehadiran anak-anak yang merepotkan itu bagai air bening yang akan membersihkan hati, menjernihkan pikiran, mensucikan jiwa kita sebagai gurunya. Karenanya, guru sejati selalu sehat lahir dan bathin - semua penyakit-penyakit bathin, seperti iri, dengki, dendam, frustrasi, kecewa dan sejenisnya lenyap dari dalam dirinya. Jadilah dia orang-orang yang bersih, sehat lahir dan bathin, tulus dan ikhlas menjalankan amanah yang turun langsung dari-Nya.



Demi waktu, semua yang terjadi dalam hidup kita pasti bermakna, dan kesempatan hanya dating satu kali. Herakleitos, Filosof Yunani kuno menyatakan “kita tidak bisa datang ke sungai yang sama dua kali”. Air yang kita temui saat ini bukan air yang satu detik yang lalu. Demikian juga anak manusia, anak yang kita temui saat ini, bukanlah anak yang satu detik yang lalu, semuanya berubah mengikuti garis waktu. Semua benda memiliki massa, termasuk kita manusia. Di alam ini tidak ada yang abadi, semua benda bergerak dan memiliki kecepatan, gerak yang mengikuti berjalannya waktu, termasuk diri kita manusia juga “bergerak” dan juga memiliki juga “kecepatan”. Massa dan kecepatan ini yang menciptakan momentum, karenanya momentum itu munculnya hanya satu kali, sebagaimana hidup kita yang juga hanya satu kali.



Profesi sebagai guru senantiasa menebar kebaikan di sepanjang pergerakan atau perjalanan hidupnya. Artinya, guru senantiasa menebar kebaikan di setiap momentum. Itulah sebabnya mengapa profesi guru tidak pernah pensiun dari keberkahan dan istimewanya, keberkahan itu akan terus mengalir sampai kapanpun, sekalipun sang guru itu telah tiada.



Selamat menjadi Guru Kehidupan. Sosok yang senantiasa menemukan keindahan sejati di sepanjang perjalan hidupnya sebagai seorang pendidik yang sesungguhnya. Terimakasih, Semoga bermanfaat.



Antara Solo - Jakarta,

15 Maret 2024

*). Catatan ini disampaikan dalam Talkshow HIMPAUDI TV, Sabtu, 16 Maret 2024

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama