PELITA PUNYA KARYA ; TALK SHOW LITERASI BOOKS FAIR 2024

Talk Show Bersama Pelita dan ELBA




cakrabanten.co.id, Tangerang,- Talk Show literasi yang diadakan pada hari Senin, 29 April 2024, menunjukkan hasil yang sangat baik. Acara berlangsung dari pukul 14.00 hingga 16.00, menunjukkan bahwa semangat literasi masih hidup di masyarakat. "Membangun Minat Baca Melalui Menulis Catatan Harian" adalah tema utama acara. Acara berlangsung seru di panggung Mall Citra Raya. Selain para peserta lomba yang hadir, para pengunjung pun tidak sedikit yang menyaksikannya. 



Nara sumber dari komunitas PELITA (Penggerak Literasi Tangerang), berbagi pengalaman yang menginspirasi tentang cara meningkatkan minat baca melalui kegiatan menulis catatan harian. Sesi tanya jawab dengan peserta menjadi momentum interaktif,  memperkaya pengetahuan, sesuai dengan semangat literasi yang diusung.


Para juara dari kiri juara satu Nara Faith Widyadhana, judul, “Berani untuk Mencoba”. Juara dua Calya Ashadewi F -  judul, “Lawan Rasa Takut” dan Jura tiga Ardini – judul, “Gagal Bagian Dari Proses”. Tiga peserta terpilih tulisan unik.



Even unik yang digagas Dinas Perpustakaan & Arsip Kabupaten Tangerang, melakukan kolaborasi dengan berbagai komunitas kreatif untuk berkreasi sesuai dengan genre masing-masing. Salah satunya Komunitas Pelita. Pelita lahir dari gagasan para penulis di Kabupaten Tangerang untuk memperjuangkan literasi. Melalui struktur kepengurusan yang terbentuk,  visinya membangun masyarakat Tangerang yang berkualitas melalui literasi yang inklusif, kreatif, dan berkelanjutan.



Dalam sesi diskusi tentang "Peran Penerbit dalam Mendorong Literasi", narasumber dari Penerbit Elba, Bagus Muhamad Rijal S. Sos memberikan perspektif yang menarik. Beliau juga mengangkat diskusi penting tentang perbedaan antara penerbit mayor dan penerbit indie. Nara sumber dengan cermat menjelaskan peran masing-masing jenis penerbit dalam ekosistem literasi, serta strategi penerbitan yang dapat membantu pembaca dan penulis lokal.


Personil PELITA bersama para juara dan perwakilan Dinas Perpustakaan & Arsip Kabupaten Tangerang tengah beseragam (Pustakawan) akrabnya Kang Enjat.



Penerbit mayor cenderung memiliki jangkauan distribusi yang lebih luas, sementara penerbit indie atau independen seringkali memiliki lebih banyak pilihan untuk karya yang ingin diterbitkan. Namun, keduanya memainkan peran penting dalam memperkuat ekosistem literasi dengan menyediakan platform bagi para penulis,  untuk berkarya dan bagi pembaca untuk menikmati berbagai karya.



Pengumuman pemenang Lomba Menulis Catatan Harian dari pukul 15.00 hingga 15.20. Suasana antusiasme peserta yang terdiri dari 16 siswa SMP dan 9 siswa SMA dari Kabupaten Tangerang, menantikan hasil Lomba Menulis yang diselenggarakan Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang bekerja sama dengan Komunitas Penggerak Literasi Tangerang. 



Keluar sebagai juara; satu Nara Faith Widyadhana, judul, “Berani untuk Mencoba”. Juara dua Calya Ashadewi F -  judul, “Lawan Rasa Takut” dan Jura tiga Ardini – judul, “Gagal Bagian Dari Proses”.


Tiga peserta penulis dengan judul terunik, mendapat apresiasi berupa buku - diserahkan Pimred Cakra Banten Edi Kusmaya.




Penghargaan yang diberikan oleh kompetisi adalah buku-buku inspiratif yang merupakan representasi dari perjalanan literasi. Peserta juga menerima pelatihan tentang teknik menulis yang baik dari narasumber Secara simbolis, perwakilan Pihak Komunitas Penggerak Literasi Tangerang (Eddi Kusmaya/Pembina, Lia Nurmala/Ket, Meynia/Wk Ket, Ihah Parihah/Sekretaris dan Rumondang/Bend) menyerahkan kenang-kenangan. 



Buku-buku tersebut diberikan sebagai apresiasi berharap menjadi inspirasi dan motivasi kepada para juara untuk tetap menulis secara rutin. 

Pelita bersama seluruh peserta lomba dan perwakilan Dinas Perpus dan Arsip Kabupaten Tangerang



Talk show-nya sedemikian rupa desain lebih menekankan pada dialog. Karena para peserta adalah para penulis yunior siswa/I SLTP dan SLTA. Jadi mereka sudah mempunyai pengalaman menulis, setidaknya menjadi peserta lomba dalam ivent ini. 





Secara umum karya-karya mereka sudah cukup layak edit, bahkan ada beberapa peserta yang sudah beberapa kali mengikuti lomba serupa. Walaupun ada beberapa tulisan masih perlu pembinaan selanjutnya. 
Atas dasar hal tersebut, Pelita akan berupaya menindaklanjuti dengan mengadakan kelas menulis bagi siswa SLTP dan SLTA. Sebanyak 25 pelajar ini lah sebagai kelas pertama, diharapkan kelempok inti ini akan menjadi embrio para penulis muda Tangerang di masa depan. Semoga !

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama