Mulai dari Hal Kecil, Tips Sederhana Belajar Menulis



Oleh : Edi Kusmaya, M.Pd 

(Pemred Cakra Banten)



Cakrabanten.co.id,- Orang bijak bilang, “Jangan suka menyepelekan ha-hal kecil dan tampak sepele”. Karena bisa jadi dalam jangka panjang, sikap tersebut lambat laun akan menjadi kebiasaan. Kemudian membentuk pola akhirnya kurang peduli bukan lagi kepada hal kecil tetapi terhadap hal yang lebih besar.



Begitu juga dalam menulis, tidak sedikit sekilas tampak sepele – namun sebenarnya sangat penting. Hal-hal yang dimaksud, antara lain :



Variasi Kata


Hidari penggunaan kata-kata yang sama. Terlebih dalam satu kalimat. Pembaca bisa bosan. Jalan keluarnya, cari persamaan kata, sehingga tampak lebih variasi. Walaupun sebenarnya itu-itu juga. Isi sama, tampil beda. Begitu kira-kira. Conto, gunakan nama lain untuk mengganti nama seseorang. Misalnya Kiyai Sejuta Umat, sebagai variasi pengganti nama KH Zaenudin MZ. Kemudian apabila harus menulis lagi nama, gunakan kata ; Ia, Beliau dst. Pokoknya pembaca sudah mengetahui, yang dimaksud KH. Zaenudin MZ.



Bumbu


Tak ubahnya seperti masakan, agar tulisan terasa sedap, perlu diberi bumbu. Ini salah satu ciri Karya Ilmiah Populer, Artikel, Essay atau Future – meski tetap ilmiah disajikan dengan gaya bahasa pop. Pendeknya perpaduan gaya bahasa ilmiah dengan sastra, serius tapi santai – begitu kurang lebih.



Bagaimana resepnya ? bergantung selera penulis, atau kita menyesuaikan dengan selera/karakteristik pembaca. Bisa juga diantara keduanya, yang penting tidak meniru gaya orang lain, serta tetap berorientasi pada pembaca. Ada dengan humoris, atau kelakar. Bisa juga modifikasi kata-kata lagi trend, seperti kata ; jaman now, greget, nyorangan, globalisasi dsb. Bahkan plesetan juga bisa dijadikan selingan kata, walaupun tetap harus menjaga etika dan penempatan yang pas.



Sajian tulisan yang apik, diharap pembaca tidak bosan dan nyantai – meskipun membaca karya tulis ilmiah. Setidaknya seperti membaca karya sastra.



Tak Menggurui


Kita, harus menghidar dari kecenderungan “menggurui”. Baik dalam berpendapat dan dalam memilih kata-kata, seperti menggunakan istilah “kita” untuk menggantikan kata “penulis”. Hal ini harus ditanamkan dalam pikiran, menulis adalah berbagi pengalaman, berdialog dengan tulisan. Menempatkan pembaca sebagai mitra dan posisi utama dalam membahas suatu persoalan atau suatu gagasan, adalah langkah yang paling tepat.



Tembak Langsung


Ya. Langsung pada pokok persoalan, akan memperingkas tulisan (artikel). Tulisan simpel, jauh lebih baik daripada karya yang terlalu panjang. Meski belum ada batasan baku, seberapa panjang sebuah tulisan ilmiah populer. Bergantung pada ide, sasaran, media atau ketuntasan pembahasannya. Misalnya media massa seperti koran dan tabloid, memberikan batas tulisan antara 1000 sd 1.200 karakter. Kualitas tulisan tidak ditentukan oleh banyaknya halaman, walaupun tulisan pendek juga belum tentu mampu menyampaikan gagasan secara tuntas. Jadi sifatnya relatif, karya yang ringkas, simpel dan atau padat biasanya lebih disukai pembaca.



Kecenderungan gaya hidup masa kini serba cepat, tepat dan praktis. Kehidupan berjalan cepat, berpacu dengan waktu, berkompetisi dengan prestasi – siapa yang cepat, dia yang dapat. Sehingga ada sebagian pembaca, yang hanya sempat membaca judul tulisan yang dianggap penting, dalam media massa seperti koran.



Trend gaya hidup jaman now, tulisan simpel  jauh lebih dibutuhkan dan diminati pembaca. Karena akan memberikan kesempatan kepada pembaca, untuk membaca karya lainnya. Mudah-mudahan setuju ! heee ….

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama