Pilihlah Bacaan Sesuai Karakter

Foto : Ihah Parihah, M. Pd


Artikel : Ihah Parihah, M.Pd

(Guru SDN Tigaraksa IV Kabupaten Tangerang)


Saya pilih menjadi orang miskin yang tinggal di pondok penuh buku, daripada menjadi raja yang tak punya hasrat untuk membaca. (Thomas B Macaulay)

 

Menumbuhkan minat membaca sejak kecil, sudah diusahakan orang tua pada putra putrinya. Membelikan buku dongeng bergambar, membacakannya sebelum tidur, bahkan ketika mereka masih dalam kandungan. Harapannya metode tersebut akan membuat otak anak merekam momen membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan. Walaupun pada kenyataannya motivasi membaca harus terus dipupuk dan berkelanjutan hingga anak tumbuh dewasa dan mandiri.


Kegiatan membaca sebenarnya bukan hal yang asing bagi siapapun. Beragam jenis  membaca bisa dipelajari dan diterapkan dalam keseharian, diantaranya membaca cepat, membaca sekilas (skimming), mambaca memindai (scanning), membaca intensif, membaca dangkal, mambaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide. Dari berbagai jenis itu, tujuannya adalah bagaimana sebagai pembaca dapat menangkap pesan dari tulisan yang disajikan tanpa ada kekeliruan pemahaman yang berakibat kesalahan informasi yang diterima.


Hampir semua orang membaca setiap harinya. Karena kegiatan tersebut tidak terfokus pada buku. Media koran, pesan singkat, artikel di internet, sampai status di media sosial. Jika dilakukan dengan terus menerus, maka kecenderungan untuk mendapatkan informasi dari bacaan akan tumbuh dengan sendirinya bahkan lebih menarik dibanding membaca buku. 


Sebagaimana kegiatan lain yang membutuhkan latihan dan fokus, kemampuan seseorang menangkap informasi dari tulisan sangat beragam. Beberapa diantaranya butuh membaca berulang kali agar dapat memahami isi bacaan. Tak jarang pula yang dapat dengan mudah menggali informasi hanya dengan melihat sekilas. Tanpa harus membaca keseluruhan tulisan, sudah bisa mengambil inti sari dari bacaan tersebut. Tentu saja butuh keahlian khusus dan langkah langkah yang harus dipelajari sebelumnya. 


Hal lain yang menumbuhkan minat membaca diantaranya adalah judul yang menarik. Mencermati judul yang unik, pembaca akan tertarik mencari tahu isinya. Termasuk di dalamnya tampilan gambar ilustrasi dan juga pemakaian kata kata yang mudah dipahami. Artikel gosip atau berita entertainment memanfaatkan judul untuk memikat pembaca. Tidak jarang kita terjebak pada judul yang tidak sesuai dengan isi berita. Pada jenis bacaan sastra, kekuatan kata-kata yang menginspirasi akan menumbuhkan motivasi pembaca mendalami maknanya. Pesan yang terkandung pada setiap cerita sebagai gambaran kehidupan nyata akan menyentuh hati.


Lingkungan sekolah merupakan komunitas pembelajar yang membuat kegiatan membaca menjadi hal wajib yang harus terpelihara keberadaannya. Bahkan pemerintah sudah membuat program membaca buku di luar mata pelajaran selama lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai. Terlepas itu program pemerintah atau bukan, kegiatan tersebut menjadi satu keharusan bagi guru dan siswa yang lebih difokuskan pada buku bacaan. Bagi sekolah yang memiliki fasilitas perpustakaan yang lengkap, akan mudah mendapatkan buku berbagai genre selain buku penunjang materi pelajaran. Jenis buku yang ada di perpustakaan sekolah pun sudah disesuaikan dengan usia siswa. 


Dalam penerapan program membaca di sekolah, diharapkan guru dan siswa akan terbiasa dan mencintai buku lebih dari sebelumnya. Permasalahan yang sering dijumpai adalah buku yang tidak tuntas dibaca, atau hanya dibaca sekilas tanpa memahami isinya. Program tersebut pada akhirnya hanya sebatas ceremonial kemudian kehilangan makna. Tugas guru dalam mempertahankan dan memberi motivasi pada siswa, menyampaikan manfaat membaca dengan cara menjadi model yang memberi contoh nyata di tengah siswa. Mereview buku yang sudah dibaca kemudian memberikan umpan balik. 


Ungkapan buku adalah gudang ilmu senantiasa tertanam sejak dini. Banyaknya media yang dapat dengan mudah diakses, tidak akan mengalahkan kehebatan sebuah buku. Jika dicermati, penunjang dalam menumbuhkan minat membaca adalah memilih jenis buku yang sesuai dengan karakter pembaca. Tidak bisa dipaksakan seseorang yang ketertarikannya dominan pada jenis cerita fiksi, untuk membaca artikel ilmiah. Begitu pula sebaliknya, jika diibaratkan, melatih burung agar bisa terbang dan berenang tentu bukan hal mudah. Membebaskan siswa memilih buku sendiri akan memberi tantangan pada mereka menemukan karakternya.




Editor : Redaksi Cakra Banten 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama