BABAY SUHENDRI LKP Creatindo Tirtayasa Serang Banten

BABAY SUHENDRI LKP 
Creatindo Tirtayasa Serang Banten 

cakrabanten.co.id,- Belajar tidak harus jauh-jauh ke Negeri Cina, belajar tidak harus menemui maha guru, atau ke orang tua dan senior-senior kita


Belajar tentang banyak hal, dan melalui media apapun. Belajar adalah proses yang unik dan bersifat personal. Setiap orang bisa belajar dengan caranya sendiri. Karena belajar tidak harus masuk sekolah mahal atau vaforit. 


Belajar itu sebuah “Seni”. Seni tanpa batas, tanpa aturan, tanpa kurikulum, tanpa administrasi yang membuat guru tak sempet berinovasi dan bereksperimen, karena disibukan dengan rutinitas administrasi yang taka da ujung dan selesainya. 


Belajar bisa kepada seorang sahabat, ade tingkat. Salah satunya pada sosok muda ini. Ya, pemilik LKP (Lembaga Kursus & Pelatihan) Kreatindo. Inspirasinya tak pernah kering. Semangatnya tak pernah pudar. Selalu menjelajah ke pikiran-pikiran yang akan datang. 


Selalu merangkai harapan untuk menjadi kenyataan yang realistis. Langkahnya tidak istiwewa, sederhana aja dan standar. Tapi justru itulah yang membawa dia dalam realitas social yang sebenarnya. Bagaimana mewujudkan gagasan dalam kontek kesederhanaan yang terukur.
Dialah, “BABAY SUHENDRI”. 


Berikut sebagian hasil diskusi dengan tokoh muda insiratif dengan Cakra Banten, beberapa waktu lalu. Di lembaga yang Ia pimpin LKP Kreatindo Kecamatan Tirtayasa Serang Banten.


“Lembaga yang saya bangun awalnya bernama Jatindo. sejarahnya didirikan di ITB  Bandung tahun 2001. Namanya Organisasi Kreativitas Teknologi Informas. Jadi ide tersebut. cikal bakalnya, tercentus di kampus”, Babay mulai berceritra. 


Awalnya dirintis oleh Senat STT. “Waktu itu kita berinisiatif mau menyelenggarakan seminar nasional. Berbeda dengan sekarang, dulu seminar nasional sangat prestisius. Persiapannya luar biasa. Jadi singkatnya Kreatindo itu dibentuk, bagamana pekerjaan2 IT itu bisa diakomudir. Kami baru lulus, sedang hangat-hangatnya bagaimana menangkap di bidang IT dengan cepat dan tepat”, Babay menegaskan. 


Ketika ditanyakan ide mangambil kata “Kreatindo” Babay menjelaskan, “Waktu saya dipilih sebagai ketua umum, siapa pengurusnya. Pada saat itu belum ada namnya. Semua pengurus diminta memberikan nama. Apa filosofinya ?”. 


“Saya sendiri waktu itu meberi nama ada kata Cyber. Temen-temen beragam ada yang memberi naman teknospy. Spy-nya tukang ngitip lah. Kira-kira begitu. Tentang teknologi apa sih di masa depan. Akhirnya di ambil suara terbanyak (footing). Akhirnya muncul nama Kreatindo (Kreatifitas Teknologi Informasi Indonesia - sebagai komitmen bersama. Jadi memang maknanya banyak”, Babay mengenang masa rintisan lembaga. 


Selanjutnya Ia menuturkan, “Kenapa akhirnya menjadi lembaga kursus ? Saya merasa punya beban moral dari komitmen awal yang disepakati temen-temen, untuk ditindaklanjuti. Awal dibentuk kawan-kawan dari Medan, Bengkulu dan wilayah lainnya. Akhirnya kita buat organisasi ini menjadi lembaga pelatihan dan kursus”. 


Dalam perjalanan selanjutnya, LKP Kreatindo mampu mengakomudir kegiatan – bahkan bisa mengantisipasi dinamika perkembangan IT. Selain pelatihan, kursus ada juga pelatihan membuat software. 


Dapat disimpulkan, hadirnya LKP Kretindo berawal dari kegelisahan dan idealisme dari kampus. Selanjutnya diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat melalui pelembagaan. (Edi Kusmaya)


Editor : Redaksi Cakra Banten 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama