Menghadapi Gelombang Teknologi Informasi: Mempertahankan Relevansi Media Konvensional dalam Pendidikan

Dialog Literasi Redaksi Cakra Banten bersama Ketua PGRI kabupaten Tangerang, Ketua MKKS Kabupaten Tangerang, Ketua K3S Kabupaten Tangerang, dan Rektor Universitas Pramita Indonesia 




Kabupaten Tangerang, CAKRA Banten,-Dunia pendidikan telah menjadi saksi dari perubahan besar-besaran yang dibawa oleh gelombang teknologi informasi dan internet. Tidak dapat disangkal bahwa kemajuan ini telah mengubah cara kita belajar, mengajar, dan berinteraksi dengan pengetahuan. Namun, di tengah kecanggihan teknologi, masih ada urgensi untuk mempertahankan keberadaan media konvensional seperti buku, koran, majalah, dan tabloid sebagai bagian penting dari pengalaman belajar.


Pertama-tama, adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa teknologi informasi dan internet telah membuka akses ke sumber daya pendidikan yang tak terbatas. Dari video pembelajaran online hingga platform pembelajaran daring, siswa sekarang memiliki akses ke informasi yang tak terbatas dan beragam. Ini telah memperluas cakrawala pendidikan mereka dan membantu mengatasi hambatan geografis dan ekonomi yang mungkin mereka hadapi. Namun, di balik kemudahan ini, terdapat tantangan signifikan.


Tabloid Pendidikan CAKRA Banten bersama Pengurus PGRI Kab. Tangerang, Pengurus MKKS Kab. Tangerang, Pengurus K3S Kab. Tangerang, Pengurus HIMPAUDI Kab. Tangerang, Pengurus IGTK Kab. Tangerang, Pengurus IGRA Kab. Tangerang, Universitas Pramita Indonesia dan Pengurus Paguyuban Sunda (PASUNDAN) Wilayah Banten, pada Kamis/22/2/2024, berlokasi di RM. Istana Manceri Balaraja menyelenggarakan Dialog Literasi yang mengambil tema “Meningkatkan Minat Baca Dan Menulis Di Kalangan Pelajar, Upaya Mempertahankan Keberlanjutan Media Cetak, Sebagai Instrumen Edukasi Statis yang Mengutamakan Peran-peran Visual”.




Dalam sambutan pertamanya, Pemimpin Perusahaan Tabloid Pendikan CAKRA Banten, Endang Supriatna, S.Pd, MM menyampaikan, salah satu tantangan utama yang dihadapi pendidikan dalam era digital ini adalah fluktuasi besar dalam kualitas dan validitas informasi. Internet adalah dunia tanpa batas di mana informasi yang akurat dan tidak akurat berdampingan. Ini memunculkan kebutuhan akan keterampilan kritis seperti literasi digital, yang masih menjadi titik lemah bagi banyak siswa. Ketidakmampuan untuk memilah informasi yang benar dari yang salah dapat mengarah pada pemahaman yang dangkal atau bahkan kesalahpahaman yang berbahaya.


Selain itu, tambah Endang Supriatna, kecanduan internet dan gangguan digital telah menjadi masalah serius di kalangan generasi muda. Penggunaan yang berlebihan dari gadget dan perangkat elektronik dapat mengganggu konsentrasi, tidur yang cukup, dan keseimbangan kehidupan. Inilah sebabnya mengapa penting untuk menyadari bahwa sementara teknologi menawarkan banyak keuntungan, penggunaannya harus diatur dengan bijaksana, terutama di lingkungan pendidikan.


Oleh karena itu, meskipun teknologi informasi dan internet tidak dapat dibendung dalam dunia pendidikan, media konvensional seperti buku, koran, majalah, dan tabloid tetap memiliki tempat yang penting. Media-media ini menawarkan keunggulan yang tidak dimiliki oleh media digital.


Pertama-tama, media konvensional menawarkan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan terfokus. Ketika siswa membaca buku atau koran, mereka cenderung lebih terlibat secara kognitif daripada ketika mereka melihat layar komputer atau ponsel. Hal ini dapat membantu meningkatkan pemahaman dan retensi informasi.



Selain itu, media konvensional juga mempromosikan keterampilan kritis seperti pemikiran analitis dan pemecahan masalah. Ketika seseorang membaca artikel di koran atau majalah, mereka sering kali dihadapkan pada sudut pandang yang berbeda dan didorong untuk mempertimbangkan berbagai perspektif. Ini adalah keterampilan yang sangat berharga dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.


Terakhir, media konvensional sering kali memberikan pengalaman belajar yang lebih terkendali. Buku, misalnya, memiliki urutan yang terorganisir dan dapat diakses tanpa gangguan eksternal. Ini dapat membantu siswa untuk tetap fokus dan terlibat dalam materi pelajaran.


Dalam kesimpulan peutup sambutannya Pempimpin Perusahaan Tabloid CAKRA Banten menegaskan, meskipun teknologi informasi dan internet telah mengubah lanskap pendidikan secara fundamental, media konvensional seperti buku, koran, majalah, dan tabloid tetap memiliki nilai yang tak terbantahkan. Mempertahankan keberadaan dan relevansi media-media ini penting untuk memastikan bahwa siswa memiliki akses ke beragam sumber daya pembelajaran dan pengalaman belajar yang beragam. Jadi, sambil kita merangkul kemajuan teknologi, kita juga harus menghargai warisan dan nilai dari media konvensional dalam pendidikan.


Mendukung Literasi dan Pendidikan
Sementara itu Ketua MKKS SMP Kab. Tangerang mengapresiasi kegiatan Dialog Liteasi yang diselenggarakan Tabloid Penidikan CAKRA Banten, sebagai salah satu strategi dan upaya mempertahankan dan meningkatkan keberadaan media konvensional di dunia pendidikan, langkah-langkah yang diambil oleh manajemen Tabloid Pedidikan CAKRA Banten patut diapresiasi. Hal ini menjadi sorotan dalam sambutan yang disampaikan oleh Ketua PGRI Kabupaten Tangerang, Bibing Sudarman, S.Pd, M.Si, yang memberikan penghargaan atas inisiatif tersebut.
Dalam sambutannya, Bibing Sudarman juga berbagi kisah inspiratifnya terkait pentingnya literasi, mengingat saat awal merantau ke Tangerang, pesan luar biasa yang diterimanya dari sang ayah melalui surat-surat yang dikirimkan dari kampung halamannya di Sumedang, Jawa Barat. 



Pesan tersebut memotivasinya untuk bersungguh-sungguh dalam belajar dan menjalankan ibadah.
“Anaking sing taliti ati ati jujur nuntut elmu mangrupakeun kawajiban (Anakku yang teliti, berhati-hati serta jujur,  menuntut ilmu erupakan kewajiban. Omat hidep kudu jadi haji samemeh angkat ka tanah  suci. Umat hidup harus menjadi haji sebelum menunaikan ke tanah suci -Bahasa Sunda-Red), Bibing mebisahkan. 


Peristiwa tersebut menegaskan pentingnya komunikasi pesan melalui media konvensional, seperti surat, dalam membentuk karakter dan membimbing generasi penerus.


Ketua PGRI Kabupaten Tangerang juga menyoroti kegiatan Dialog Literasi yang memberikan fokus pada upaya mempertahankan budaya membaca dan menulis di kalangan pelajar. Dia berharap bahwa kegiatan semacam ini akan memberikan hikmah yang luhur bagi semua pihak yang terlibat.


Menurut Bibing Sudarman, PGRI memiliki lima fungsi dan tugas yang harus diupayakan, termasuk memberikan perlindungan dan pembinaan kepada guru serta memajukan pendidikan nasional. Fungsi dan peran PGRI tersebut sejalan dengan konsep kerja Tabloid Pendidikan CAKRA Banten yang mengedukasi, memotivasi, dan menginspirasi.


Bibing Sudarman juga mengungkapkan harapannya bahwa kehadiran Tabloid CAKRA Banten dapat benar-benar bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi guru. Dia menekankan pentingnya memperhatikan budaya dan kesenian lokal, serta memperjuangkan forum-forum seperti Dialog Literasi untuk membangun SDM yang unggul melalui membaca.


Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris K3S Kabupaten Tangerang, Edi Cahyadinata, M.Pd, juga menyampaikan apresiasi atas upaya peningkatan minat baca. Dia menekankan pentingnya fasilitator literasi untuk menghubungkan guru dan siswa dengan baik, sehingga prestasi semata tidak menjadi fokus utama, namun juga perkembangan skill anak didik.


Sementara itu, Ketua MKKS SMP Kabupaten Tangerang, H. Dulhadi M.Pd, menyoroti peringkat rendah Indonesia dalam minat baca di tingkat global. Dia berharap agar kehadiran Tabloid Pendidikan CAKRA Banten dapat memberikan harapan baru dalam meningkatkan minat baca bagi pelajar dan guru di Tangerang.



Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam pembangunan suatu bangsa. Kualitas SDM yang baik menjadi fondasi bagi kemajuan dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, sosial, dan budaya. Di tengah arus perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat, kemampuan membaca dan menulis menjadi kunci utama dalam memastikan SDM yang berkualitas. Oleh karena itu, pelatihan membaca dan menulis di kalangan pelajar sangatlah penting dalam upaya meningkatkan SDM suatu bangsa.



Membangun Dasar Pengetahuan
Ketua MKKS SMP, H. Dulhadi mengingatkan, pelatihan membaca dan menulis adalah pondasi utama dalam pembentukan pengetahuan. Dengan kemampuan membaca yang baik, pelajar dapat mengakses berbagai sumber informasi, mulai dari buku teks hingga literatur ilmiah. Hal ini membantu mereka memperluas wawasan, memahami konsep-konsep yang kompleks, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Selain itu, kemampuan menulis yang baik memungkinkan pelajar untuk mengekspresikan ide dan gagasan secara jelas dan teratur, sehingga memperkuat pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.


Ditegaskan juga oleh H. Dulhadi, kemampuan membaca dan menulis yang baik juga berperan penting dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dan kolaborasi. Dengan memahami tulisan orang lain, pelajar dapat merespons dengan baik dalam berbagai situasi komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu, kemampuan menulis yang baik juga memungkinkan mereka untuk berkomunikasi secara efektif, baik dalam menyampaikan ide secara individu maupun dalam kerja sama tim. Hal ini sangat penting dalam dunia kerja dan kehidupan sosial yang semakin kompleks.
Pelatihan membaca dan menulis, tambah H. Dulhadi,  juga memiliki peran dalam memperkuat kemampuan berpikir kritis. 


Dengan membaca berbagai sumber informasi, pelajar diajak untuk mempertanyakan, menganalisis, dan mengevaluasi berbagai argumen dan pendapat. Hal ini membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang diperlukan dalam mengambil keputusan yang tepat dan menyelesaikan masalah dengan baik. Kemampuan menulis juga memungkinkan mereka untuk menyusun argumen secara sistematis dan logis.


Dengan memberikan pelatihan membaca dan menulis yang baik kepada pelajar, kita sedang menyiapkan generasi yang kompetitif di masa depan. Kemampuan membaca yang baik memungkinkan mereka untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan menulis yang baik juga membuka peluang bagi mereka untuk menjadi penulis, pengusaha, atau profesional di berbagai bidang. Dengan demikian, investasi dalam pelatihan membaca dan menulis di kalangan pelajar dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi kemajuan suatu bangsa.
Pada kesimpulan sambutannya H. Dulhadi menekankan, pelatihan membaca dan menulis di kalangan pelajar adalah investasi yang sangat berharga dalam membangun SDM yang berkualitas. Melalui pelatihan ini, kita tidak hanya membantu mereka mengembangkan kemampuan dasar yang penting, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan. 



Dengan kemampuan membaca dan menulis yang baik, pelajar akan menjadi generasi yang kompetitif, kreatif, dan mampu berkontribusi secara positif dalam pembangunan bangsa dan masyarakat global. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan pelatihan membaca dan menulis di kalangan pelajar perlu terus ditingkatkan sebagai bagian dari strategi pembangunan SDM yang berkelanjutan.
Sementara itu salah seorang peserta Dialog Literasi yang diselenggarakan Tabloid CAKRA Banten tersebut, Hj. DWI WAHYUNINGSIH, S.Pd, dari Pengurus HIMPAUDI Kabupaten Tangerang, juga menyampaikan apresiasi mereka atas upaya meningkatkan minat baca dan menulis di kalangan pelajar. Mereka mengakui pentingnya membaca sebagai jendela dunia dan berharap bahwa melalui kerja sama dengan Tabloid CAKRA Banten, minat baca masyarakat Indonesia dapat ditingkatkan.


Dengan semangat dan kerjasama yang terjalin antara para pendidik, pemerintah, dan media seperti Tabloid Pendidikan CAKRA Banten, diharapkan minat baca dan literasi di Kabupaten Tangerang serta di seluruh Indonesia akan terus meningkat, membawa dampak positif bagi perkembangan pendidikan dan kemajuan bangsa. (Awn)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama