Bincang Ringan Tabloid Pendidikan Cakra Banten dengan Sekda Kabupaten Tangerang, Drs. H. Moch. Maesyal Rasyid, M.Si

Pemred Tabloid Cakra Banten, Drs. Edi Kusmaya, M.Pd berdialog seputar pengembangan bidang Pendidikan dengan Sekda Kabupaten Tangerang, Drs. H. Moch. Maesyal Rasyid, M.Si di Rumah Joglo Ardes Cafe Jl Baru Tigaraksa



“Pengembangan pengembangan pendidikan di Kabupaten Tangerang bukan saja soal formal edukasi saja, tetapi juga perlu dimedia sosialkan. Sehingga dapet semua, baik pendidikan formal maupun non formal” 



cakrabanten.co.id, Tangerang,- Demikian awal pernyataan Sekda Kabupaten Tangerang,  Moch. Maesyal Rasyid dalam satu kesempatan diskusi tipis-tipis dengan Pimpinan Redaksi Tabloid Cakra Banten. 


Dialog berlangsung santuy sebelum Beliau membuka acara Dialog Ramadan dan Bedah Buku, “Gerakan Sosial Mayarakat Banten Abad ke-XIX”. Diselengarakan oleh Tangerag Youth Center, sebuah lembaga Sosial yang dipimpim Andika Febri Pratama. Aktivis muda berbakat, yang komitmen dan peduli pada perkembangan dan pengembangan di kalangan pemuda, bertempat di Rumah Joglo Ardes Café Tigaraksa. 


Selanjutnya Cakra Banten mencoba menggali informasi dan pemikiran pengembangan pendidikan ke depan berbasis kearipan local, agar peserta didik mencintai akar budayanya sendiri. 


Berikut isi paparan hasil wawancananya :


Pertama, bicara tentang pembangunan pendidikan di Kabupaten Tangerang, terdapat dua hak kelola – pemerintah Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten. Sebagaimana kita ketahui hak pengelolaan dari mulai PAUD, TK, SD dan SLTP, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), LKP (Lembaga Kusus dan Pelatihan) meruapakan hak pengelolaan Pemerintah Kabupaten Tangerang . Sedangkan SLTA ; SMA dan SMK menjadi hak kelola Pemerintah Provinsi Banten. 


“Akan tetapi walaupun menjadi kewengan pemerintah provinsi, tetap aja masyarakatnya kan warga Kabupaten Tangerang. Mau tidak mau kita berkewajiban juga dalam membantu secara domisili dan moril. Karena masyarakat tinggal di wilayah kita. Itulah ilustrasi yang mana yang menjadi kewengan pemerintah provinsi, mana yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah,”tandas Maesyal Rasyid.


Beliau membatasi diskusi yang menjadi domain pemerintah kabupten; PAUD, TK, SD, SLTP yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta – termasuk lembaga Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Pendidikan Belajar Masyarakat (PKBM), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) dan Pesantren. 


Slogan dalam program unggulan periode 2018 – 2023 menggalang dan mengkumandangkan sekolah yang menyenangkan. Tujuannya agar semua komponen yang terkait dengan proses pendidikan secara langsung dan tidak langsung; siswa, guru dan orang tua bisa nyaman, aman dan betah di sekolah masing-masing lembaga. Sekolah Dasar sebanyak kurang lebih 750, SMP sekitar 95-an. 


Kedua, program sekolah menyenangkan bukan hanya dari sisi sesuai dengan ketentuan bagaimana siswa belajar dengan baik. Tetapi bagaimana juga agar mereka dalam proses belajarnya merasa lebih tenang, nyaman, terakomodir kebutuhannya. 


Drs. H. Moch. Maesyal Rasyid, M.Si



Sekolah menyenangkan bukan saja sekolahnya, mebeularnya, white boarnya dan semua sarana baru dan lengkap. Tetapi bagaimana kelengkapan infra strukturnya tersedia dan dapat dimanfaatkan dengan baik. Misalnya MCK memenuhi persyaratan baik dari segi jumlah dan kualitasnya. Lahan yang bisa dimanfaatkan untuk penghijauan, serapan air dsb. Kantin yang memadai, sehingga siswa bisa menikmati jajanan sehat. Kegiatan ekstrakurikuler, dokter sekolah dsb yang selalu menjadi pemikiran dan upaya pemerintah daerah untuk melengkapi dan memenuhinya sesuai dengan kemampuan. 


Secara formal siswa bisa mengikuti proses belajar di kelas, secara informal siswa harus punya kesempatan mengembangkan minat dan bakatnya secara maksimal. Sehingga bukan saja bisa mensuport kecerdasannya, tetapi talenta-talentanya di bidang seni budaya, olahraga, pramuka dan bidang lainnya. Rudi menegaskan, “Begitu selesai siswa mengikuti pembelajaran, tidak harus mencari kegiatan ekstrakurikuler ke tempat lain. Bisa dikembangkan di sekolah”. Sekolah menjadi rumah kedua siswa.


Ketiga, strategi ke depan dalam menjawan tantangan pendidikan Kabupaten Tangerang sebagai salah satu wilayah yang mobilitas penduduknya sangat dimanis. 


Tigaraksa merupakan focus dan lokus pembangunan Kabupaten Tangerang, karena wilayah ini menjadi titik sentral pengembangan pembangunan termasuk bidang pendidikan. Maka yang menjadi prioritas aspek fisik termasuk unit dan sarana pendukung lainnya, harus dipenuhi. Kemudian utilitas sebagai pendukung harus disuport.


Selanjutnya ada potensi local yang bisa dimanfaatkan oleh para guru. Salah satu yang pernah dilakukan pemerintah daerah telah mensuport akan sekolah bisa memanfaatkan lahan pekarang dengan tanamanproduktif. Selain berguna bagi penghijauan dengan tanaman produktif seperti buah-buahan, termasuk aneka sayuran. Sehingga lingkungan menjadi segar, juga bisa produktif dan membantu melengkapi gizi siswa. 


Keempat, Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni.Terutama tenaga pengajar yang mumpuni baik jumlah maupun kualitas. Sehingga mampu melakukan aktivitas pendidikan, pengajaran yang optimal terhadap siswa-siswinya. 


Kelima, komtmen kearipan local dan seni budaya. Pemerintah daerah mendorong agar seni budaya lama yang baik harus dilestarikan dan dikembangkan. Program pelestarian seni budaya, misalnya mempertahan kesenian calung, angklung, degung termasuk tarian tradisional harus mendapat perhatian oleh semua pihak. Agar akar budaya dalam bentuk seni, bisa terus lestari dan berkembang dengan baik. 



Wawancara lengkapnya bisa dilihat di : https://www.youtube.com/watch?v=n3bO1L5rhVc&t=309s

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama