Lilis Prihatini; Usaha aneka rajut mulai dari nol

Bersama para pengiat UMKM lainnya, kompak semangat maju bersama untuk tumbuh lebih kuat



cakrabanten.co.id,- Kreasi sepatu rajut kini semakin menjadi trend di kalangan muda dan masyarakat. Usaha di bidang sepatu rajut memang memiliki peluang dan prospek bila dijalankan dengan sungguh sungguh. Tak mustahil para pelakon dan pengrajin sepatu rajut menjadi sukses dan dikenal oleh masyarakat banyak.



Sepatu rajut merupakan sepatu yang secara keseluruhan terbuat dari benang rajut. Pada sepatu orang dewasa biasanya akan dikombinasikan rajutan dengan sol dari plastik atau dengan bahan lainnya.



Rajutan adalah produk rajut yang dibuat dari benang dengan meng- gunakan tangan maupun mesin. Istilah rajut sendiri beragam sesuai dengan teknik yang digunakan, seperti knitting, crochet, dan weaving. Weaving atau menenun adalah teknik atau proses merubah benang menjadi kain.


Lilis Prihatini brand SA Craf beralamat di Graha Catania blok u8/07 Ciakar Panongan Tangerang Banten 15710.


Beberapa contoh produk rajutan selain sepatu terbagi dalam tiga kelompok, pertama, pakaian seperti sweater, cardigan, topi, syal, dan sarung tangan. Kedua, aksesoris, seperti tas, dompet, gelang, dan kalung. Ketiga, berupa dekorasi seperti bantal, boneka, dan vas bunga.



Proses penciptaan sepatu wanita tipe flat, boot, dan heel teknik rajut yang berbahan dasar benang dengan kombinasi kain tenun melalui beberapa tahapan yaitu, tahap eksplorasi, tahap perencanaan, dan tahap perwujudan. 



Tahap eksplorasi adalah tahapan untuk menggali informasi yang terkait dengan sepatu rajut. Tahap tersebut kemudian dilanjutkan dengan membuat desain rancangan sepatu. 


Sebagian produksi kerajinan tangan rajut 
karya Lilis Prihatini (SA Craft)


Tahapan perencanaan adalah tahapan pembuatan gambar kerja produk pada sepatu rajutan yang dikombinasikan dengan tenun asli. Penerapan teknik rajutan sebagai bahan dasar pembuatan sepatu merupakan keunikan produk tersebut. Perancangan desain karya meliputi pembuatan sembilan rancangan alternatif desain sepatu dan sembilan gambar pola sepatu.



Tahapan perwujudan diawali dengan mempersiapkan alat serta bahan yang selanjutnya mempersiapkan pola pada bahan kain tenun, kemudian dilanjutkan dengan proses merajut, kemudian memotong bahan rajut dan tenun sesuai pola, menjahit pola, mengabungkan atasan sepatu (upper) dengan bawahan sepatu (bottom) atau assembling, dan proses yang terakhir adalah finishing dan quality control.






Lilis, salah satu pengerajin UMKM Kecamatan Panongan  Kabupaten Tangerang Banten, mengungkap awalnya ia belajar otodidak dan melihat proses pembuatan tas rajut di Youtube. Mulai terinspirasi saat Covid19 melanda negeri ini. “Saat itu, saya tidak bisa berbuat banyak. Karena sama dengan sebagian besar masyarakat, harus aktivitas di rumah. Kemudian terinspirasi mencoba belajar rajut sepatu”, tuturnya. 



Karena ia memiliki niatan dan semangat yang besar, maka perlahan namun pasti mengalami kemajuan – walaupun di awal-awal sering mengalami kegagalan. 



Pada awalnya sepatu pertama rajutan tidak sebaik yang sekarang. Banyak sekali ketidak rapian dan kemiringan saat dibuat. Namun terus  belajar dan berlatih dan  terus mencoba dan akhirnya berhasil membuat sepatu rajut yang ia tawarkan di media sosial. Sepatu tersebut ternyata diminati dan dibeli dan akhirnya membawa semangat bagi aline untuk menekuni kerajinan sepatu rajut ini.




Diawal awal, ia takut dengan kegagalan. “Takuk produk saya tidak laku, takut dengan modal juga, termasuk juga pemasaran. Intinya takut jika suatu saat mengalami kegagaln”, ungkapnya. 



Rasa takut itu ia lawan, karena Lilis berpendapat kegagalan merupakan kunci kesuksesan. Beliau mengutarakan secara khusus pernah mengalami kegagalan, dalam proses produksi dalam pembuatan bagian tumit sepatu dan sandal rajutan. Beberapa kali gagal, tapi tidak menyerah. Mencoba lagi mencoba lagi akhirnya bisa menemukan solusinya. 



Tidak ada yang membantu dalam proses pembuatan produksi. Ia belajar sendiri, menghadapi sendiri dan mencari solusi sendiri. Terutama ketika awal-awal  priduksi. 



Ada hal sangat penting dalam produksi rajutan sepatu menurut pengalaman Lilis, ada maal, “Kita nga asal-asalan. Supaya bagian kanan dan kiri sandal dan sepatu tidak besar sebelah. Jadi dijamin besarnya sama”, ungkapnya. 



Bahan utama benang dan ausol sepatu dan tas khusus, membeli dari Bandung dan Bogor. Ausolnya berbeda dengan sepatu biasa. “Karena ausol untuk sepatu rajutan ada bolongnya/lubang”. 



Ada tiga hal penting dari bincang-bicang dengan Lilis. Pertama musibah dari barokah. Ide berusaha, berawal dari bencana Covid telah menginspirasinya mencoba berusaha. Kedua, sulitnya memerangi rasa takut. Ketiga, mengalami kendala dalam  pemasaran. 



UMKM terbukti kuat  masih bertahan meski didera Covid 19



Karennya ia mewakili penggiat UMKM Kecamatan Panongan, berharap, ada apresiasi, bimbingan dan bantuan dari pihak terkait. Terutama dari pemerintah setemat, dinas dan isntansi terkait termasuk dari pihak swasta.


Demikian sekilas yang dilakukan Lilis, salah satu Ibu Rumah Tangga yang telah, sedang dan berupaya mengembangkan usahanya. Dengan brand SA Craf beralamat di Graha Catania blok u8/07 Ciakar Panongan Tangerang Banten 15710. Contak 081286602540

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama