Bukber Pontren Sirojul Athfal Cisoka: Momentum Syukuran dan Rencana Masa Depan

Suasana Kegiatan Buka Puasa Bersama 



Kab. Tangerang, CAKRA Banten-Pada hari Rabu, 3 April 2024, suasana kebersamaan terasa begitu kental di RM. Tumpah Tigaraksa saat kegiatan buka puasa bersama diadakan. Acara yang dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Pimpinan Pondok Pesantren Sirojul Athfal, KH. M. Syarifudin, S.Pd.I, dan berbagai pihak terkait, merupakan momen berharga untuk merayakan kebersamaan dan menguraikan berbagai perkembangan serta rencana di masa depan.



Dalam sambutannya, KH. M. Syarifudin, Pengasuh Pondok Pesantren Sirojul Athfal, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menjalankan amanah pendidikan Islam di Pondok Pesantren tersebut. Meskipun menghadapi tantangan dengan kondisi bangunan tua yang mengkhawatirkan, namun prestasi dan penghargaan yang diraih oleh para santri menjadi sumber semangat dan optimisme.



Salah satu kabar gembira yang disampaikan adalah berdirinya BLK Komunitas di Pondok Pesantren Sirojul Athfal, yang akan memberikan pelatihan komputer secara gratis kepada lulusan SMA sederajat. Ini merupakan langkah penting dalam memberikan bekal keterampilan kepada generasi muda, sekaligus meningkatkan aksesibilitas pendidikan di lingkungan tersebut.



Selain itu, H. Riyadno, SE, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Sirojul Athfal, memperkenalkan pengurus yayasan yang baru dan memaparkan program-program yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru. Ini menunjukkan komitmen yayasan untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan yang mereka tawarkan.





Sementara itu, para kepala sekolah dan wakil kepala sekolah juga menyampaikan apresiasi dan kabar baik terkait prestasi akademis para siswa. Dari tingkat SMP hingga SMA, hasil pembelajaran yang memuaskan menjadi bukti dari dedikasi dan kerja keras para pendidik serta siswa.



Ust. Jueni Sastra, S.Pd.I, Pengawas Yayasan Pondok Pesantren Sirojul Athfal, menggarisbawahi pentingnya kerja keras dan kerjasama dalam mencapai kesuksesan. Dalam konteks pembangunan gedung baru dan peningkatan kualitas pembelajaran, dia menekankan pentingnya musyawarah dan kolaborasi.



Tidak ketinggalan, Heri Irawan, S.Kom, Ketua Komite Pondok Pesantren Sirojul Athfal, mengucapkan terima kasih atas dedikasi semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Dia juga memberikan apresiasi kepada para siswa yang telah meraih prestasi, serta mendorong semangat untuk terus bersatu dalam mendukung pendidikan di Pondok Pesantren Sirojul Athfal.



Dari acara ini, terpancarlah semangat dan komitmen untuk terus mengembangkan pendidikan Islam yang berkualitas di Pondok Pesantren Sirojul Athfal. Dukungan dari berbagai pihak, baik internal maupun eksternal, menjadi modal berharga dalam mewujudkan visi dan misi lembaga ini untuk masa depan yang lebih baik. Semoga langkah-langkah yang diambil dapat membawa manfaat yang besar bagi seluruh masyarakat, terutama generasi muda yang menjadi harapan masa depan.



Momentum Bukber Pontren Sirojul Athfal tersebut tentunya tidak sekadar ajang eksplorasi kuliner takzil khas ramadan semata, tak sekadar berbagi hidangan lezat, acara ini juga memberikan kesempatan bagi kepada Ust. Naseh untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan.Ustaz Naseh Jelang Riadi, S.Pd.I, pengajar Mata Pelajaran Bahasa Arab di SMA Islam Sirojul Athfal diberikan waktu untuk berceramah agama Islam.



Menjelang waktu berbuka tersebut, Ustaz Naseh memilih tema yang mendalam: "Tiga Tingkatan Puasa". Dalam ceramahnya, dia merujuk pada pemikiran Imam Ghazali dalam karyanya Ihya Ulumuddin, yang membagi puasa menjadi tiga tingkatan yang masing-masing memiliki tingkat kedalaman spiritual yang berbeda.



Pertama-tama, Ustaz Naseh menjelaskan tentang "Puasa Orang Awam". Puasa tingkatan pertama ini, atau yang disebut shaumul umum, adalah puasa yang umum dilakukan oleh kebanyakan orang. Puasa ini sebatas menahan haus, lapar, dan mematuhi hal-hal yang membatalkan puasa menurut syariat. Meskipun puasa ini baik, namun Ustaz Naseh menggambarkannya sebagai puasa yang biasa-biasa saja, mirip dengan skor "good" dalam penilaian.





Kemudian, Ustaz Naseh membahas tentang "Puasa Orang Khusus". Puasa tingkatan kedua, atau shaumul khushus, dilakukan oleh orang-orang yang lebih dari sekadar menahan lapar dan haus. Mereka juga menahan diri dari perbuatan dosa dan maksiat, baik itu dalam perkataan, perbuatan, maupun pikiran. Puasa ini memiliki nilai yang lebih tinggi, sebagaimana diibaratkan sebagai "very good" dalam penilaian.



Namun, puncak dari kesempurnaan puasa menurut Ustaz Naseh adalah "Puasa Orang Super-Khusus". Puasa tingkatan ketiga, atau shaumul khushusil khushus, adalah puasa yang dilakukan oleh orang-orang istimewa. Mereka tidak hanya menahan diri dari dosa dan maksiat, tetapi juga menahan hati dan pikiran dari keraguan akan hal-hal keduniaan. Puasa ini adalah puasa para nabi, shiddiqin, dan muqarrabin, dan merupakan puasa yang memiliki standar yang sangat tinggi. Bahkan, keraguan sekecil apapun atas kekuasaan Allah bisa membuat puasa ini terganggu.



Dengan menggambarkan tiga tingkatan puasa ini, Ustaz Naseh tidak hanya mengajarkan pentingnya menjalankan puasa secara lahiriah, tetapi juga menggali makna yang lebih dalam dalam ibadah tersebut. Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk dosa dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT.(Awn)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama