cakrabanten.co.id, Tangerang,- Sholat Jum'at, salah satu ibadah yang memiliki kedudukan istimewa dalam agama Islam, memegang peran penting dalam kehidupan seorang Muslim laki-laki. Ibadah ini bukan sekadar rutinitas keagamaan, tetapi juga sebuah simbol kebersamaan, ketaatan, dan pengakuan akan keesaan Allah.
Pentingnya Sholat Jum'at bagi seorang Muslim laki-laki tidak bisa dipandang sebelah mata. Sholat Jum'at bukan hanya tentang memenuhi kewajiban ibadah, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkuat tali persaudaraan sesama Muslim. Dalam hadis Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Orang yang meninggalkan tiga Jum'at tanpa udzur, Allah akan menutup hatinya." Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keteraturan dalam menjalankan ibadah Jum'at.
Sholat Jum'at juga merupakan kesempatan untuk mendengarkan pesan dan petunjuk keselamatan yang memberikan nasehat, dan pengingat bagi umat Muslim. Khutbah Jum'at memiliki potensi untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran Islam dan memotivasi umat untuk melakukan perbaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi mereka yang melalaikan perintah untuk melaksanakan Sholat Jum'at, konsekuensinya tidak ringan. Tidak hanya mereka meninggalkan kewajiban ibadah, tetapi juga membuka diri terhadap potensi kerugian spiritual dan sosial. Melalaikan Sholat Jum'at dapat mengakibatkan hati menjadi keras, kehilangan rasa tanggung jawab terhadap ibadah, dan merusak hubungan dengan sesama Muslim.
Selain itu, meninggalkan Sholat Jum'at juga berpotensi untuk merugikan secara sosial. Kehadiran dalam Sholat Jum'at tidak hanya memperkuat hubungan sosial antar-Muslim, tetapi juga merupakan bentuk solidaritas dalam menjaga keutuhan umat Islam. Oleh karena itu, melalaikan Sholat Jum'at dapat menciptakan kesenjangan dan perpecahan dalam komunitas Muslim.
Di tengah gemuruh doa dan kekhusyukan, Masjid Darrul Muttaqien menjadi saksi atas sebuah khutbah Jum'at yang penuh makna. Ustadz Acu Samsudin, S.Pd.I, menyampaikan pelajaran yang menyentuh jiwa, memaparkan tentang ujian dan pencapaian kesuksesan menurut ajaran Alquran. Sebuah cerminan spiritual bagi setiap individu yang berada di perjalanan hidupnya.
Menurut Ust. Acu, ujian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu, ujian telah menjadi bagian dari sunnatullah, tuntutan kodrat yang harus dijalani dengan kesabaran dan keteguhan iman. Dalam Alquran, Allah berfirman, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, 'Kami telah beriman,' sedangkan mereka tidak diuji lagi?" (QS. Al-Ankabut: 2). Dengan demikian, ujian bukanlah hukuman, melainkan ujian adalah cara Allah untuk menguji keikhlasan iman setiap hamba-Nya.
Berbagai bentuk ujian menghampiri manusia, mulai dari ujian hijrah, jihad, hingga ujian mengendalikan hawa nafsu. Namun, ujian bukanlah ajang untuk menakut-nakuti, melainkan panggung untuk memperkuat iman dan mengokohkan pendirian. Ketika terombang-ambing dalam lautan ujian, kita diajak untuk memegang teguh tali Allah dan menjalani setiap ujian dengan penuh keyakinan.
Tak hanya berkhutbah tentang kesuksesan, Ust. Acu juga menyoroti tentang pentingnya usaha dan kerja keras dalam meraihnya. Kesuksesan bukanlah hasil kebetulan, melainkan karena pilihan dan tindakan yang gigih. Kita tidak boleh menjadi budak dari rasa malas, melainkan harus menjadi orang yang proaktif dalam mencari perbaikan nasib.
Dalam akhir khutbahnya, Ust. Acu menegaskan bahwa kesuksesan bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan panjang yang memerlukan keberanian untuk bertindak dan berusaha. Kita tidak boleh menunggu kesuksesan datang dengan sendirinya, melainkan harus berusaha dengan penuh keyakinan dan berdoa kepada Allah. Hanya dengan kesabaran, keteguhan iman, dan kerja keras, kita akan mencapai kesuksesan yang hakiki.
Dengan merenungkan pesan-pesan inspiratif dari khutbah ini, mari kita semua menjalani hidup dengan penuh kesabaran, memberikan manfaat bagi sesama, dan berusaha menuju kesuksesan yang hakiki. Sebab, di setiap ujian terdapat pelajaran, dan di setiap perjuangan terdapat keberkahan.(Awn)
Posting Komentar